Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Usai Debat, Eri-Armudji Berusaha Menghindari Ajakan Foto MA-Mujiaman

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito Jajeli Rois
Machfud Arifin dan Mujiaman saat mengajak Eri dan Armudji foto bersama usai debat perdana
Machfud Arifin dan Mujiaman saat mengajak Eri dan Armudji foto bersama usai debat perdana

jatimnow.com - Debat publik perdana Pilwali Surabaya 2020 yang digelar KPU di Hotel JW Marriott berjalan lancar. Namun setelah semua sesi berakhir, Pasangan Calon (Paslon) Eri Cahyadi-Armudji berusaha menghindari ajakan foto bersama Machfud Arifin-Mujiaman.

Debat yang digelar Rabu (4/11/2020) malam itu mengusung tema 'Menjawab permasalahan dan tantangan Kota Surabaya di Era Pandemi Covid-19'. Penolakan Eri-Armudji atas ajakan foto bersama Machfud Arifin-Mujiaman itu terlihat dalam video Youtube Stasiun Televisi JTV.

Pada segmen pertama, kedua pasangan calon menyampaikan visi dan misinya dengan durasi waktu 2 menit 30 detik. Paslon Eri-Armudji mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi misinya, dilanjut Paslon Machfud Arifin-Mujiaman.

"Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh, selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Kami Eri Cahyadi dan Armudji berjanji akan membawa kota ini selama melewati masa sulit dalam pandemi ini," ujar Eri.

Sementara visi-misi Paslon Machfud Arifin dipaparkan Machfud Arifin.

"Assalammualaikum warohmatullahi wabarakatu. Selamat malam. Salam sejahtera. Hom suasiAstu, namo buddhaya, salam kebajikan," ungkapnya.

Machfud Arifin dan Mujiaman saat mengajak foto bareng Ari Cahyadi tanpa ArmudjiMachfud Arifin dan Mujiaman saat mengajak foto bareng Ari Cahyadi tanpa Armudji

Meski Machfud Arifin berumur 60 tahun dan lebih tua dibanding Eri Cahyadi yang saat ini berumur sekitar 43 tahun, Maachfud Arifin tetap memberikan salam hormat kepada Eri maupun Armudji. Bahkan Machfud Arifin terima kasih kepada semua wali kota Surabaya pada masa masing-masing.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Yang saya hormati Komisioner KPU, Bawaslu Kota Surabaya, Pak Eri Cahyadi dan Pak Armudji. Para panelis yang terhormat. Terima kasih para wali kota pada masanya yang tentu telah berbuat terbaik untuk Kota Surabaya. Warga dan arek-arek Suroboyo yang saya cintai dan saya banggakan di manapun berada," tutur Machfud Arifin.

Kemudian pada segmen terakhir debat atau closing statement, Eri Cahyadi juga tidak menyapa sama sekali nama Machfud Arifin-Mujiaman seperti halnya saat dia mulai memaparkan visi-misinya.

Berbeda dengan Machfud Arifin. Saat menyampaikan closing statement, dia tetap menyapa Eri Cahyadi-Armudji.

"Pak Eri dan Pak Armudji, debat ini adalah tentang adu gagasan, visi dan misi. Debat ini hanyalah konstestasi. Maka kita harus junjung tinggi demokrasi. Jangan sampai kita terprovokasi, karena yang lebih penting semua itu adalah bagaimana mewujudkan masa depan warga Surabaya lebih sejahtera. Surabaya harus menjadi rumah kita bersama, rumah yang menghadirkan tawa, bukan derita," ungkap mantan Kapolda Jatim itu.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Setelah seluruh acara debat perdana berakhir, Machfud Arifin-Mujiaman mendatangi Eri-Armudji. Untuk menunjukkan kepada warga Surabaya bahwa Pilwali Surabaya ini harus berlangsung damai, Machfud Arifin mengeluarkan smartphone-nya dan mengajak berswafoto bersama Mujiaman serta mengajak Eri dan Armudji.

Namun Eri dan Armudji terlihat berusaha menghindar ajakan Machfud Arifin tersebut. Eri terlihat membungkukan badan, sedangkan Armudji tampak menjauh.

"Kalau nggak mau ya sudah. Kan tadi saya sudah menyampaikan, jangan terprovokasi. Ini kan hanya adu visi dan misi saja. Saya hanya mengajak, ayo yang kita jaga orang Suroboyo, harus kondusif," jelas Machfud Arifin kepada wartawan usai acara debat perdana.

Pilwali Surabaya 9 Desember 2020 ini diikuti dua pasangan calon. Paslon Nomor Urut 1 Eri Cahyadi-Armudji diusung PDIP. Sedangkan Paslon Nomor Urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno diusung koalisi 8 partai, PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Golkar dan PKS.