Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

MA-Mujiaman Siapkan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Atasi Stunting

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin dan Ny Lita, istrinya melihat kondisi anak stunting di Banyu Urip Lor
Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin dan Ny Lita, istrinya melihat kondisi anak stunting di Banyu Urip Lor

jatimnow.com - Pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Nomor Urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) menyiapkan program '1000 Hari Pertama Kehidupan' untuk menekan angka stunting di Surabaya.

Calon Wali Kota Machfud Arifin menyebut, angka stunting di Surabaya berdasarkan data Bappenas per Tahun 2019 mencapai 22 ribu kasus. Sedangkan data yang dipegang Pemkot Surabaya hanya 15 ribu. Perbedaan data itu membuat Machfud Arifin heran.

"Saya punya datanya. Pemkot nyebut 15 ribu, Bappenas 22 ribu. Nggak tahu turun dari mana, dibilang stunting nggak ada, ini kan lucu. Apalagi sekarang masa pandemi, di mana ekonomi juga sulit," ujar Machfud Arifin usai mengikuti debat publik pertama di JW Marriot, Rabu (4/11/2020) malam.

Mantan Kapolda Jatim ini menambahkan, dari sejak dulu data yang dimiliki Pemkot Surabaya selalu tidak sinkron. Bukan hanya jumlah stunting, data angka kemiskinan juga tidak sinkron.

"Saya hafal datanya. Data kesmikinan juga sama, dibilang turun," tambah Machfud Arifin.

Arek asli Ketintang, Surabaya ini mengaku beberapa kali menemui warga yang menderita stunting. Menurutnya, penanganan kasus stunting ini sangat krusial, karena kasus ini dapat mempengaruhi perkembangan generasi masa depan bangsa.

"Kalau tidak ditangani sejak dini, stunting akan menjadi beban negara. Pertumbuhan banyak yang kurang nornal, gampang sakit. Maka ini perlu selalu ditekankan pentingnya penanganan sejak awal," ujarnya.

Machfud Arifin menegaskan tentang perlunya melakukan tracing sejak awal, terutama dari dalam kandungan. Jumlah orang hamil di Surabaya perlu dideteksi sejak dini, sehingga penanganan terhadap stunting sudah dimulai dari kandungan.

Sementara Calon Wakil Wali Kota Surabaya Mujiaman menyebut, jika dirinya dan Machfud Arifin dipercaya memimpin Surabaya, keduanya akan membuat sistem informasi kesehatan, terutama tentang ibu hamil. Tujuannya untuk memastikan semua warga mendapat pelayanan kesehatan yang baik.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Seorang mantan Kepala Bappeko (Eri Cahyadi) mengaku Surabaya zero stunting, ini lucu. Padahal jumlah kasus stunting masih banyak di Surabaya," ujar Mujiaman.

Mantan Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya ini menjelaskan, selain membangun sistem informasi kesehatan, Paslon MAJU akan memberi perhatian kepada generasi Surabaya akan ditambah dengan bantuan-bantuan lainnya.

"1000 hari pertama kehidupan akan dibantu dengan permakanan dan juga pembinaan pra nikah," ungkapnya.

Sehari sebelum debat, yaitu pada Selasa (3/11/2020), Machfud Arifin dan Ny Lita, istrinya mendatangi salah satu keluarga yang memiliki anak menderita stunting di Banyu Urip Lor.

Anak berusia 3 tahun itu hanya memiliki berat badan 2,8 kilogram. Padahal berat badan normal anak perempuan usia 3 tahun kisaran 10,8 hingga 18,1 kilogram.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Ayah balita itu bernama Arifin Afrianto (42), yang hanya menjadi buruh isi ulang air mineral. Sedangakn ibunya, Katemi (46) berprofesi sebagai penjahit. Mereka tinggal di kos-kosan sederhana selama 24 tahun lebih.

"Pernah dapat bantuan dari Puskesmas susu SGM dikasih enam kardus sebulan. Hanya tiga bulanan dapatnya, katanya biar cepat besar bayinya," ucap Katemi.

Katemi juga mengaku tidak pernah mendapat perhatian apapun dari Pemkot Surabaya, selain dari puskesmas itu. Beruntung ada Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang membuatnya masih tersentuh bantuan pemerintah.

"Hanya PKH, ngak pernah ngajukan apa-apa juga ke pemkot, karena nggak pernah didata," ungkap Katemi.