Pixel Code jatimnow.com

Tokoh Agama Banyuwangi Minta Kampanye Hitam Segera Dihentikan

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Rony Subhan
Ketua MUI Banyuwangj, KH Moh Yamin
Ketua MUI Banyuwangj, KH Moh Yamin

jatimnow.com - Para tokoh agama Banyuwangi menyerukan untuk agar kampanye hitam (black campaign) yang mulai bermunculan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi 2020, segera dihentikan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangj, KH Moh Yamin mengatakan, pilkada adalah pesta demokrasi rakyat. Untuk itu harus dilaksanakan dengan gembira, dengan cara-cara yang baik, tidak menjelek-jelekkan orang lain dan tidak menimbulkan perpecahan.

"Pilkada ini untuk bikin guyub Banyuwangi. Siapapun yang terpilih, akan menjadi bupatinya warga Banyuwangi. Jadi harus tenang, rukun dan damai," jelas KH Moh Yamin.

"Hentikanlah kampanye hitam. Gunakanlah cara yang baik, sopan, santun, untuk menjaga kerukunan ketenangan, kerukunan dan kedamaian Banyuwangi," tambahnya.

Sementara Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Kabupaten Banyuwangi, Pendeta Anang Sugeng juga menyerukan untuk menyudahi kampanye hitam yang akan merusak persaudaraan masyarakat Banyuwangi.

"Seluruh pendukung pasangan calon 01 dan 02, tetap dalam keadaan seduluran saja. Tidak usah membuat kampanye hitam yang saling menjelekkan. Apa sih manfaatnya kampanye hitam itu. Segera hentikan kampanye hitam seperti itu," ungkap Pendeta Anang.

Baca juga:
KPU Banyuwangi Sebut Gugatan Paslon 1 Tidak Jelas dan Kabur

Pendeta Anang meminta agar masyarakat Banyuwangi biarlah memilih sesuai hati nurani. Banyuwangi selama ini terkenal dengan daerah yang damai, termasuk kerukunan umat lintas agama.

"Karena itu dihimbau agar semua bisa menyejukkan suasana, semuanya adalah orang-orang yang beriman. Lebih baik memakai mata rohani kita daripada cara-cara kampanye hitam," tegas Pendeta Anang.

Pendeta Anang menjelaskan bahwa selama ini Banyuwangi telah terkenal kerukunannya. Bahkan Banyuwangi meraih Harmony Award.

Baca juga:
Kuasa Hukum Ipuk-Sugirah Patahkan Tudingan Yusuf-Riza

"Baru saja forum pemuda lintas agama dan tokoh agama juga menyatakan untuk tidak menggunakan kampanye yang tidak malah memecah belah," sambung Pendeta Anang.

"Di pilkada ini ibaratkan pedot layangane ora pedot sedularane (putus layangannya tapi jangan putus persaudaraanya)," tandas dia.