Pixel Codejatimnow.com

Antisipasi Longsor di Kota Batu, 1100 Personel Gabungan Disiagakan

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Titan
Apel siaga kesiapsiagaan bencana di Kota Batu
Apel siaga kesiapsiagaan bencana di Kota Batu

jatimnow.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu siagakan 1100 personel gabungan untuk mencegah korban dalam bencana tanah longsor.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan apel kesiapsiagaan ini merupakan langkah preventif menghadapi musim penghujan. Dari 23,6 persen lahan atau 4.720 hektar dari total luas 20 ribu hektar terancam longsor.

"Bukan hanya penangganan, tapi paling penting yaitu memberikan pemahaman dan edukasi supaya menjadi lebih pro aktif kepada alam ketika musim penghujan datang," kata Dewanti, Jumat (20/11/2020).

Kegiatan ini juga implementasi arahan Presiden RI dan surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) nomor 440/5605/SJ serta rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang antisipasi kesiapsiagaan menghadapi bencana dalam situasi pandemi Covid-19 agar pemerintah menyiapkan mitigasi.

"Isinya masyarakat diminta mewaspadai musim hujan hingga 2021. Tata kelola kedaruratan harus disesuaikan dengan protokol kesehatan dan menyiapkan tempat pengungsian yang layak dan bersih untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dan penyakit lain," tukasnya.

Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan prediksi musim hujan bakal terjadi pada Januari dan Februari. Karena La Nina, prediksi tersebut bisa maju pada Desember nanti.

"Mengingat Kota Batu merupakan dataran tinggi dan memiliki kontur tanah yang miring, bencana paling berpotensi yaitu longsor," katanya.

Data dari BPBD ada tiga tempat terbesar yang masuk zona merah yakni kawasan Desa Tulungrejo, Desa Sumberbrantas, dan Desa Gunungsari.

Baca juga:
450 Pengawas Pemilu di Ponorogo Ikuti Apel Siaga, Ini Instruksi Bawaslu

"Untuk Desa Tulungrejo yang berpotensi sekitar 2.793 hektar, untuk Desa Sumberbrantas berpotensi sekitar 1.055 hektar, dan Desa Gunungsari berpotensi sekitar 523 hektar," bebernya.

Sementara itu total zona merah terdampak La Nina dengan potensi longsor terdapat 10 daerah.

Ada 7 zona merah lainya yakni Kelurahan Songgokerto berpotensi 288 hektar yang terancam, dilanjutkan dengan Desa Punten yang berpotensi 24 hektar. Untuk Desa Sumberejo terancam 22 hektar dan Desa Sumbergondo terancam 13 hektar.

"Kemudian tiga zona merah terendah yakni Kelurahan Temas berpotensi 0,77 hektar, lalu Desa Oro-oro Ombo berpotensi 0,47 hektar, dan ditutup dengan Desa Giripurno sekitar 0,06 hektar," ungkapnya.

Baca juga:
Kabupaten Kediri Siap Minimalisir Bencana: Cintai Tanaman, Galakkan Penghijauan

Pendataan zona merah tersebut berdasarkan dari historis kejadian bencana tanah longsor dalam kurun 3 tahun terakhir.

Dalam antisipasinya, Agung membeberkan bahwa pihaknya telah menyiapkan alat detektor tanah longsor yang telah diletakkan di empat titik.

"Selain itu juga ada 10 personil yang bertugas 24 jam. Ini untuk antisipasi warga agar bisa bersiap dan melaporkan jika melihat kejadian menonjol kepada tim Pusdalops, TRC," tutupnya.