Pixel Code jatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Eks Pendukung Sebut Risma Arogan dan Pemecah Belah PDIP Surabaya

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Eks pendukung Risma, Mat Mochtar (kiri)
Eks pendukung Risma, Mat Mochtar (kiri)

jatimnow.com - Mantan atau eks pendukung Tri Rismaharini (Risma), Mat Mochtar membantah tudingan ada pihak yang berusaha memecah belah kader PDI Perjuangan (PDIP) dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020.

Mat Mochtar yang baru saja dipecat dari PDIP itu memilih mendukung Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota-Wakil Wali Kota Nomor Urut 02 Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) yang menjadi rival Eri Cahyadi-Armudji (Erji) yang diusung PDIP.

"Itu ketakutan mereka. Pendukungnya Pak Whisnu mendukung Pak Machfud Arifin, karena Pak Machfud lebih layak menjadi wali kota Surabaya," ujar Mat Mochtar kepada wartawan di Posko Gotong Royong, Jalan Bulak Banteng Kidul, Surabaya, Jumat (20/11/2020).

Tokoh yang juga berperan memenangkan Risma-Bambang DH pada Pilwali Surabaya 2010 dan Risma-Whisnu Sakti Buana pada Pilwali 2015 ini menegaskan kembali bahwa pada Pilwali Surabaya 2020 yang akan menjadi wali kota dan wakil wali kota adalah Machfud Arifin-Mujiaman.

"Saya merapat sendiri ke Pak Machfud Arifin. Kami bangga mendukung Pak Machfud. Saya pastikan Eri-Armudji kalah. Saya adalah pejuang, bukan pecundang. Dan saya menyembah Allah SWT," tegas Mat Mochtar.

Mat Mochtar juga menyatakan tidak masalah jika dipecat dari PDIP. Katanya, sikapnya mendukung Machfud Arifin-Mujiaman, karena melihat figur Machfud Arifin layak menjadi wali kota Surabaya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Mat Mochtar menyebut langkah politiknya itu bukan untuk melawan PDIP, tapi untuk melawan arogansi Risma, yang dinilainya telah memecah-belah banteng-banteng PDIP di Surabaya.

"Saya tidak melawan PDIP. Tapi saya melawan arogansi Bu Risma. Bayangkan, Bu Risma tidak menghargai Pak Tjip (mendiang tokoh senior PDIP Soetjipto). Tidak menghargai Pak Bambang DH. Risma tidak menghargai Bu Mega (Ketua Umum PDIP Magawati Soekarnoputri)," tuturnya.

"Sekarang (Pilwali Surabaya) tidak ada gambar Bu Mega. Tidak ada gambar Bung Karno. Yang ada hanya gambarnya Bu Risma, gambarnya Eri. Padahal itu (gambar Bung Karno dan Bu Mega) adalah kebanggan PDIP. Hal-hal seperti ini harus dilawan, jangan dikaburkan," tegas Mat Mochtar.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Meski dipecat, Mat Mochtar menyatakan bahwa sampai mati pun ia tetap PDIP.

"Sampai gepeng tetep banteng," tandasnya.