jatimnow.com - Pensiunan pegawai Pemkot Surabaya yang tergabung dalam Purna Praja Sejahtera mengaku sulit berkomunikasi dengan Wali Kota Tri Rismaharini.
Di momen pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya ini, para pensiunan ini lebih yakin memilih pasangan calon wali kota-wakil wali kota, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU), daripada memilih paslon Eri-Armudji (Erji) yang didukung Risma.
"Selama ini kami dilirik ae nggak. Jadi diajak ngomong apalagi. Jadi kita orang ini dianggap sudah tidak dibutuhkan. Padahal kita ingin memberi masukan untuk Kota Surabaya yang kita cintai ini. Tapi sama sekali kita tidak diajak bicara, tidak dialog. Sementara dari Pemkot Surabaya sepertinya sudah menutup akses atau hubungan apakah itu personal atau organisasi purna praja," ujar Yuli Subianto.
Itu disampaikan di sela silaturahmi Purna Praja Sejahtera dengan cawali nomor urut 2, di kediaman Machfud Arifin di Surabaya, Selasa (24/11/2020).
Mantan Kepala Dinas Infokom Kota Surabaya ini menegaskan, para purna praja tidak ada maksud untuk merepotkan Pemkot Surabaya.
Justru kehadiran mereka, untuk memberikan sumbangsih pemikiran demi kemajuan Kota Surabaya.
"Mungkin kalau melihat purna praja sebagai wadah atau orang yang tidak perlu diberikan suatu kesempatan. Batasan-batasan itu saya katakan seperti tembok tebal antara yang sudah purna tugas dengan yang masih aktif," tuturnya.
"Kita sangat ingin ada kesempatan berdialog untuk kemajuan Surabaya. Teman-teman (purna praja) punya potensi masing-masing. Dulu dari Bappeda (Bappeko), dari dinas-dinas, ini semua masih mempunyai pemikiran-pemikiran. Sayang kalau tidak digunakan. paling tidak bisa memberikan masukan, terserah dipakai atau tidak," tambah Yuli.
Dari komunikasi yang sulit dengan Risma, para pensiunan pegawai Pemkot Surabaya ini yakin untuk berkomunikasi dengan Eri-Armuji pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung PDIP dan didukung PSI, serta direstui Wali Kota Risma, bakal sulit dilakukan.
"Kalau mengundang (Bu Risma) bagaimana. Ketemu saja nggak pernah. Jangankan diundang, ditelpon saja mungkin nggak diterima. Kami punya keyakinan nggak akan direken (diperhatikan) lah," ujarnya.
Baca juga:
Pensiunan PNS Tewas Diduga Terbakar di Tepi Sungai Medokan Semampir Surabaya
Berbeda dengan cawali nomor urut 2 Machfud Arifin, yang mau menerima dan berkomunikasi baik dengan pensiunan pegawai Pemkot Surabaya.
"Kalau dengan Pak Machfud Arifin, semua (purna praja) semua akan dirangkul, diakomodir dan memperhatikan para purna praja," jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya ini menerangkan, melihat visi misi pasangan Machfud Arifin-Mujiaman, ratusan purna praja yakin akan membawa Kota Surabaya menjadi maju kotane dan makmur wargane (maju kotanya dan makmur warganya).
"Melihat Pak MA (Machfud Arifin) sangat visioner dan tidak pernah memikirkan kelompok pribadinya. Tapi betul-betul memikirkan kota ini dan masyarakatnya," katanya.
Ia menilai Machfud Arifin juga realistis dan spektakuler serta religius.
Baca juga:
Seorang Pensiunan PNS di Ponorogo Tewas Mendadak saat Antri Perbaiki Kunci
"Beliau sangat spektakuler, orangnya realistis dan religius. Dan ini (pemimpin) yang sangat bagus sekali. Jadi apa yang selama ini disampaikan, beliau mengatakan ini pemikiran bersama bukan mengklaim dirinya sendiri," ujarnya.
"Jadi warga Surabaya, ayo bersama-sama membangun Kota Pahlawan yang maju kotane dan makmur wargane," terangnya.
Dalam pertemuan dengan Machfud Arifin, ada beberapa perwakilan Purna Praja Sejahtera yang hadir seperti Yuli Subianto (pensiun tahun 2007), Rudi Hariono (2016), Gatot (2005), Kumolo (2010).
"Semua purna praja suaranya sama yaitu untuk Pak Machfud Arifin-Mujiaman," jelas Yuli Subianto.
URL : https://jatimnow.com/baca-31669-mengaku-susah-komunikasi-dengan-risma-pensiunan-pemkot-pilih-machfud