Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Aksi Ekspresif Mantan Pendukung Risma Dinilai Wajar karena Kecewa

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito Jajeli Rois
Guru Besar Ilmu Politik Unair, Prof. Kacung Marijan (Foto: Unair News)
Guru Besar Ilmu Politik Unair, Prof. Kacung Marijan (Foto: Unair News)

jatimnow.com - Guru Besar Ilmu Politik Unair, Prof. Kacung Marijan menilai wajar bila mantan pendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) ekspresif dengan meneriakkan yel-yel "Hancurkan Risma".

"Itu kan dulu pendukung Bu Risma, kecewa kepada Bu Risma. Ya wajar saja, wong namanya orang kecewa. Ya kan mesti ekspresif," ujar Kacung, Jumat (27/11/2020).

Kacung tidak sepakat bila aksi ekspresif itu murni pendukung Machfud Arifin.

"Pendukung Pak Machfud kan dulunya seperti PKB, Gerindra, Demokrat. Itu yang mendukung sejak awal," tutur pakar politik.

Menurut Kacung, aksi itu justru lebih tepat diberi judul kekecewaan mantan pendukung Risma.

"Kalau pendukung sejak awal partai-partai yang mendukung Pak Mahfud kan tidak ada yang sampai begitu. Karena sekali lagi itulah wajar, namanya kecewa," tegas Kacung.

Ditanya soal aksi itu yang berujung kontroversi, Kacung kembali menilai bahwa hal itu wajar. Karena pendukung Risma masih ada yang tetap pro, tetapi belakangan mulai muncul yang kontra.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Kacung berharap agar Risma maupun pendukungnya tak menyikapi aksi tersebut secara berlebihan.

"Jadi korban apa Bu Risma? Apanya yang dikorbankan?" tanya Kacung.

Sejak awal Kacung bakal memprediksi adanya kejadian tersebut. Prediksi Kacung itu muncul setelah keluarnya rekomendasi PDI Perjuangan (PDIP) yang justru kepada Eri Cahyadi dan bukan kader murni, seperti Whisnu Sakti Buana.

"Pangkal permasahalannya di situ. Harus dipahami ini," bebernya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Soal viral atau tidaknya video saat ini, Kacung juga menilai wajar. Karena sudah zamannya media sosial.

Kacung juga mengomentari penyebutan bahwa Mat Mochtar dan kelompok Banteng Ketaton adalah bar-bar.

"Itu kan juga dulu pendukung Risma. Kalau disebut bar-bar, berarti pendukung Risma dulu bar-bar juga," tegasnya.