Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Erji Disebut Kurang Percaya Diri, MAJU Tidak Merasa Kalah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Balai Kota Surabaya (Foto: Dok. jatimnow.com)
Balai Kota Surabaya (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Pengamat politik lulusan Universitas Universitas Airlangga (Unair) Dr Moch Mubarok Muharam menyebut Pasangan Calon (Paslon) Eri Cahyadi-Armudji (Erji) kurang percaya diri. Sedangkan Paslon Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (Maju) tidak merasa kalah.

"Saya pikir Erji kurang percaya diri dalam memenangkan pertarungan ini," ujar Mubarok, Kamis (3/1/2020).

Mubarok menerangkan, ada beberapa indikasi jika pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) tersebut kurang percaya diri.

Mubarok mencontohkan, salah satu bentuk kepanikan Paslon Erji yaitu, meski banyak lembaga survei mencatat kemenangan Erji, tapi kubu paslon nomor urut 1 itu melakukan cara pengiriman 'Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya'.

"Hasil survei-survei unggul. Tapi kelompoknya Bu Risma masih merasa belum yakin dia (Erji) unggul, sehingga tetap berusaha meraih dukungan, termasuk mengirim surat ke warga-warga," ungkapnya.

Warga Surabaya yang menjadi Peneliti Pusat Studi Pancasila, Agama dan Trisula (Puspat) Universitas Darul Ulum, Jombang ini mengatakan, ada perbedaan antara Pilwali Surabaya Tahun 2020 dengan Tahun 2015 lalu.

Pada Pilwali 2015, Paslon Tri Rismaharini (Risma)-Whisnu Sakti Buana yang diusung PDIP dengan keyakinan yang tinggi dapat mengalahkan Paslon Rasiyo-Lucy Kurniasari. Saat lembaga survei menyebut Risma-Whisnu unggul 44 persen dari Rasiyo-Lucy, mesin PDIP sekitar dua minggu jelang coblosan, terlihat santai dan seolah tidak bekerja lagi.

"Karena merasa yakin menang, sekitar dua minggu sebelum coblosan mesin PDIP tidak bekerja lagi. Hasilnya, Risma menang dan menjadi wali kota periode kedua," tuturnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Menurut Mubarok, hal itu berbeda dengan Pilwali Surabaya 2020. Meski berdasarkan rilis berbagai lembaga survei Erji unggul dengan selisih 11 persen sampai 21 persen dari MAJU, tapi Erji tidak sama seperti Risma-Whisnu saat itu.

"Berbeda 5 tahun lalu, menganggur. Pilwali 2015, kurang dari dua minggu, mesin PDIP tidak terlalu bekerja," jelasnya.

"Pada Pilwali 2020, kelihatannya Bu Risma masih aktif terjun ke lapangan. Artinya kurang percaya diri bisa memenangkan Erji, meskipun hasil survei seperti itu," terangnya.

Pertarungan Pilwali Surabaya 2020 yang diikuti dua pasangan calon. Erji nomor urut 1 dan MAJU nomor urut 2, dinilai masih belum selesai sebelum 9 Desember 2020, waktu pencobolosan.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Hasil survei tidak melemahkan kedua kubu. Kubu satunya kurang percaya diri memenangkan pilwali. Kubu kedua tidak merasa kalah. Kedua kubu juga masih berusaha meraih dukungan agar memenangkan Pilwali Surabaya 2020," tambahnya.

Mubarok memprediksi, ketika memasuki minggu tenang menjelang cobolosan, pertarungan udara maupun darat kedua kubu semakin ketat.

"Sebagai orang yang mestinya kalau mengamati di lapangan, ini pertarungannya belum selesai. Selesainya nanti pada 9 Desember baru ketahuan siapa yang unggul," jelasnya.