Pixel Code jatimnow.com

Dikukuhkan, APSAI Tulungagung Diharapkan Bisa Wujudkan Kota Layak Anak

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Advokasi dan pelantikan pengurus APSAI Tulungagung secara daring
Advokasi dan pelantikan pengurus APSAI Tulungagung secara daring

jatimnow.com - Ketua Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Pusat Luhur Budijarso Lulu melantik dan mengukuhkan pengurus APSAI Kabupaten Tulungagung. Pelantikan digelar secara daring di pendopo kabupaten setempat, Rabu (16/12/2020).

Acara itu juga diikuti Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Leny N Rosalin, Bupati Tulungagung Drs Maryoto Birowo dan Direktur Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung Winny Isnaini.

Kehadiran APSAI di Tulungagung bisa melengkapi langkah mereka untuk menata semua kesejahteraan bagi anak-anak sehingga mampu menjadi Kota Layak Anak (KLA).

Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA, Leny N Rosalin mengatakan, dengan dilantiknya APSAI di Tulungagung bisa menjadi kontribusi nyata bagi anak-anak. Semua upaya serupa juga dilakukan di kabupaten dan kota di Indonesia untuk terus menjaga hak anak serta kesejahteraan mereka.

"Kalau melihat komitmen saat ini, Kabupaten Tulungagung bisa segera naik peringkatnya, dari nindya ke utama. Kami optimis kabupaten dan kota layak anak bisa dicapai semua pada 2030," jelas Leny di sela Advokasi dan Pelantikan Pengurus APSAI Tulungagung.

Leny menambahkan, komitmen nyata itu pun terlihat ketika ada 271 desa di Tulungagung menjadi kawasan layak anak. Kabupaten Tulungagung tinggal melengkapi kebijakan yang belum terealisasi dengan sempurna dari klaster yang perlu dipertajam. Salah satunya optimalisasi akte kelahiran.

"Tulungagung sudah 95 persen lebih untuk akta kelahiran, tinggal disempurnakan lagi menjacapai 100 persen. Jadi tinggal 5 persen saja yang digenjot," ungkapnya.

Advokasi dan pelantikan pengurus APSAI Tulungagung secara daringAdvokasi dan pelantikan pengurus APSAI Tulungagung secara daring

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menambahkan, berbagai masukan dan upaya dilakukan untuk penyempurnaan di masa-masa mendatang. Saat ini jumlah anak di Tulungagung berusia di bawah 18 tahun mencapai 26 persen dari total penduduk. Dengan proporsi anak yang besar, maka program urgensi anak sangat potensial untuk terus dilakukan.

"Isu starategis misalnya stunting, angka kematian bayi yang cenderung fluktuatif, kekerasan anak. Dan kami memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk anak dalam berkembang," paparnya.

Dia menyebut, pemenuhan hak pendidikan dan pembelajaran serta pelayanan kesehatan terus ditingkatkan. Struktur perekonomin di Tulungagung sendiri banyak didominasi industri pegolahan pertanian serta eceran.

"Serta industri kecil yang kuat. APSAI didominasi industri kecil dan terus berkomitmen mengembangkannya," jelasnya.

Baca juga:
Hari Santri Nasional di Jember, Dibarengi Pelantikan MWC dan NU Bangsalsari

Ketua APSAI Pusat, Luhur Budijarso Lulu menjelaskan, penerapan 3P (policy, product dan program) sangat relevan dan bisa menjaga tumbuh kembang anak dengan baik. Policy misalnya, kebijakan yang diambil sifatnya mengikat ke dalam.

"Tapi bisa memberikan dampak yang besar. Anggota APSAI komitmen memastikan tidak ada pekerja anak. Termasuk juga produk yang dihasilkan juga harus ramah anak. Misalnya perusahaan anggota APSAI akan mengurangi kadar gula pada sebuah produk, biar aman bagi anak," beber Luhur.

Demikian juga untuk sektor program, lanjut Luhur, pelaksanaan program CSR yang dilakukan harus aman dan terarah bagi anak. Sehingga ada dampak yang bisa dirasakan dengan baik oleh anak-anak.

Apalagi jumlah anak di Jatim paling besar. Tercatat ada 10,16 juta anak tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jatim. Adanya kolaborasi dengan berbagai pihak ini bisa memastikan anak dalam memenuhi hak dan kesejahteraannya.

Di Tulungagung, komitmen pun sudah dilakukan dengan banyak program yang berhubungan langsung dengan anak. Seperti pengesahan perda perlindungan anak yang berbasis sistem serta mendorong desa berbasis anak di 271 desa.

Termasuk juga peningkatan anggaran anak di tiap tahunnya. Bahkan di Tulungagung juga terdapat unit perlayanan terpadu sosial anak integratif.

Baca juga:
Kembali Dilantik jadi Anggota DPR RI, Syafiuddin Punya Target Khusus untuk Madura

Sementara untuk peningkatan kesehatan dasar dilakukan akselerasi. Upaya pencegahan juga dilakukan untuk kematian ibu dan bayi. Untuk klaster lingkungan juga dilakukan melalui lembaga terkoordinasi melalui pelayanan anak. Juga perlindungan khusus dibentuk layanan terpadu bagi anak.

Direktur LPA Tulungagung, Winny Isnaini menuturkan, adanya APSAI di Kabupaten Tulungagung memperkuat salah satu pilar dalam membangun KLA. Sehingga ada pemerintah yang berkomitmen, lembaga masyarakat yang aktif serta media yang mengawal dan forum anak hingga ke desa-desa.

"Semua itu akan dilengkapi kuatnya pilar dari dunia usaha dengan 3P," sambungnya.

Winny menambahkan, policy menjadi kebijakan perusahaan yang pro pada anak. Baik anaknya karyawan maupun situasi perusahaan yang ramah anak. Sementara untuk produk yang dihasilkan juga ramah anak dan tidak membahayakan bila dikonsumsi anak.

"Kalau untuk program, keberadaan CSR juga dibuat mendukung program pembangunan anak termasuk mendukung KLA," tegasnya.