Pixel Code jatimnow.com

Kisah Pensiunan ASN di Banyuwangi Sukses Membuat Barong Osing

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Rony Subhan

jatimnow.com - Tidak mau menjadi beban keluarga, seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) bernama Ashari asal Dusun Kepatihan, Desa Cluring, Kecamatan Cluring berkarya dengan membuat kesenian kuno Barong Using (Osing) Banyuwangi.

Mantan staf umum Kecamatan Cluring berusia 58 tahun itu tidak diragukan lagi hasil karyanya dan juga kualitasnya mampu bersaing dari yang lain.

Hasil karyanya berbeda dengan yang ada di daerah lain di Banyuwangi. Barong buatannya mempunyai ciri khas khusus.

"Barong buatan saya memilki ciri khas tersendiri, karena ini hasil modifikasi setelah melihat barong-barong yang ada di Banyuwangi," terang Ashari kepada jatimnow.com, Rabu (7/4/2021).

Ia menyebut, ciri khas kerajinannya terlihat dari wajah Barong. Di bagian rahang terdapat gigi siung, hidung lebih besar, dan bagian kelopak bagian mata alis serta kepala Barong terdapat dua tanduk. Dari ciri khas ini menjadikan karyanya terlihat lebih hidup.

"Coba samakan dengan Barong lain. Punya saya ciri khasnya nanti akan terlihat dengan sendirinya," ujar dia.

Menurut Ashari, proses pembuatan Barong ini bisa selesai dalam satu bulan setengah. Untuk langkah awal pembuatan Barong, bahan yang dibutuhkan berupa kayu pilihan.

Bapak tiga anak ini memilih kayu cangkring atau nyamplung yang dikeringkan selama satu tahun. Ia memiliki bahan baku kayu yang dikeringkan di gudang miliknya.

Tanpa digambar, Ashari mulai memahat wajah Barong dengan peralatannya. Setelah jadi, wajah Barong ini kemudian dihaluskan lalu dikeringkan.

Dengan menggunakan cat, ia kemudian mewarnai wajah Barong. Uniknya, meski proses pengecatan dilakukan secara manual hasil akhirnya bisa mulus seperti menggunakan pewarnaan menggunakan kompresor.

"Ngecatnya manual, hanya cat biasa," sebutnya.

Baca juga:
5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa

Setelah kepala Barong itu jadi, ia mulai membuat jamang yaitu mahkota atau hiasan kepala Barong. Setelah jadi, langkah akhir Ashari mulai mengerjakan bagian badan Barong.

Untuk pembuatan badan, kerangka badan dan sayap dirinya menggunakan bahan kayu penjalin (rotan) yang ia rekatkan dengan kain penutup.

Sedangkan untuk sayap badan, Ashari menggunakan penutup kayu penjalin dan karpet plastik yang sudah ia desain. Setelah menyerupai bentuk badan, dirinya mulai menghiasnya menggunakan skotlet kaca dan cat.

"Badan Barong buatan saya terdiri dari 4 sayap dan 1 mahkota," jelasnya.

Setelah badan dan kepala Barong selesai dikerjakan, barulah kesenian ini dapat dimainkan. Untuk memainkan Barong khas Banyuwangi ini hanya membutuhkan 1 orang saja.

Harga Barong buatannya dibandrol Rp 8 juta. Ia menyebut, karyanya ini selain dibeli warga Banyuwangi juga dibeli oleh masyarakat dari luar kota. Ia menyebut, harganya disesuaikan dari tingkat proses pembuatan dan bahan yang digunakan.

Baca juga:
ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta

"Alhamdulillah sampai sekarang banyak yang memesan, dari awal membuat Barong sampai sekarang sudah habis 200 batang pohon cangkring," lanjutnya.

Ia menceritakan, awal membuat bermula dari anak ragilnya yang saat itu sedang sakit dan ingin dibelikan Barong.

Karena tidak ada dana untuk membeli, ia kemudian memahat kayu kusen untuk membuatnya. Dari kayu kusen yang dipahatnya itu hasilnya menyerupai wajah Barong, lengkap dengan gigi taringnya. Dari sana awal mula Ahsari memiliki kemampuan membuat Barong yang bernilai jual.

"Memiliki kemampuan ya harus terus diasah supaya kita memilki karya yang bagus dan disukai masyarakat," pungkas Ashari.