Pixel Code jatimnow.com

Waduh! Angka Kematian Akibat Covid-19 di Ponorogo Tertinggi di Jatim

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Rahayu Kusdarini
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Rahayu Kusdarini

jatimnow.com - Angka kematian di Ponorogo disebut tertinggi di Jawa Timur. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo, Rahayu Kusdarini.

"Jika presentasi angka kematian kita (Ponorogo) memang sudah melampaui Jatim. Sudah 8 sekian persen. Sedangkan Jatim 7 sekian persen," ujar Irin-sapaan akrab Rahayu Kusdarini, Kamis (29/4/2021).

Irin menyebut bahwa dari data yang ada, selama bulan April, hingga pukul 13.00 wib sudah ada 120 orang meninggal dunia karena Covid-19.

"Ini merupakan rekor selama satu tahun. Angka terus naik dan naik," ujar Irin ditemui setelah rapat dengan Tim BPJS Kesehatan.

Irin mengaku memang saat ini Bumi Reog masih masuk zona orange. Sampai dengan Senin (26/4/2021), Ponorogo masih masuk dalam zona oranye. Namun skornya cukup mengkhawatirkan. Di mana skornya 1,99 terendah di Jatim.

"Jika 1,8 sudah menjadi zona merah. Tidak menutup kemungkinan jika minggu ini kondisinya tidak membaik, Senin depan bisa merah," tambahnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Menurut Irin, tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Ponorogo dipengaruhi beberapa faktor.

"Bisa saja karena virus yang ganas, bisa juga masyarakat saat ini datang ke layanan sekunder ke rumah sakit itu kondisinya sudah parah, sudah sesek, saturasinya sudah sangat turun, sehingga reaiko kematiannya tinggi," papar dia.

"Ada juga pendapat masyarakat, ketika ada keluhan enggan datang ke faskes, mereka bilang di-covid-kan. Mereka tidak mau diisolasi, bahkan ada yang ketika datang ke rumah sakit dengan suspek, ketika akan diisolasi mereka ingin pulang," sambung Irin.

Baca juga:
PKK Jatim dan Unicef Berkolaborasi Geber Imunisasi Anak Pascapandemi

Fenomena ini, lanjut Irin, menjadikan risiko fatalnya semakin meningkat. Selain itu kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes), juga semakin mengendur.

"Bayangkan saja, BPBD Ponorogo kemarin sudah memakamkan 10 orang. Rekor sepanjang sejarah," pungkasnya.