jatimnow.com - Ruangan berukuran 3x6 meter itu terlihat gelap dan udaranya pengap. Seorang laki-laki tua dengan tubuh yang kurus terkulai di atas kasur lusuh yang sudah menipis di atas lantai.
Laki tua itu bernama Waras (71). Sejak kecil dirinya mengalami gangguan mata hingga tidak bisa melihat. Setiap hari dirinya hanya menghabiskan waktu dengan rebahan di atas kasurnya.
Waras tidak tinggal sendiri. Di rumah petak peninggalan orang tuanya di Kelurahan Pekelingan, Kecamatan/Kabupaten Gresik itu, dirinya tinggal bersama dua adik kandungnya Khamim (58) dan Siti Khadijah (51).
Kondisi Khamim dan Siti ini sebenarnya juga mengalami gangguan mata. Khamim mengalami gangguan katarak, namun mata yang sebelah kiri sudah pernah dioperasi. Sementara penglihatan Siti juga tidak jelas, pandangannya kabur.
Karena penyakitnya tersebut Khamim dan Siti terpaksa tidak bisa lagi bekerja di sebuah home industri perajin kopiah.
"Dulu saya dan adik kerja di produksi kopiah. Tapi karena kami punya gangguan mata, jadi tidak bisa lagi bekerja disana. Jadi sekarang kami menganggur," kata Khamim, Kamis (20/5/2021).
Karena tidak ada lagi pendapatan, tiga bersaudara tersebut praktis hanya mengandalkan belas kasihan dari para tetangganya. Termasuk aliran listrik untuk satu bola lampu sebagai penerangan satu-satunya saat malam hari.
"Sekarang untuk hidup kami banyak dibantu tetangga," ungkapnya.
Baca juga:
Pertemuan Mengharukan Ibu dan Anak yang Terpisah 37 Tahun
Begitu pun dengan keperluan memasak masih menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah.
Khamim mengatakan jika dirinya pernah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Covid-19 dari pemerintah senilai Rp 600 ribu sebanyak 3 kali.
Tapi selain bantuan itu, ia mengaku tidak pernah dapat. Karena itu dirinya berharap melalui pihak kelurahan bisa mendapatkan bantuan reguler dari pemerintah.
"Saya harap bisa dapat bantuan lagi dari pemerintah karena itu sangat membantu kehidupan kami," ujar Khamim.
Baca juga:
Kisah Kesetiaan Sarang Semut dan Pohon Dewandaru yang Nyata di Banyuwangi
Kondisi memprihatinkan yang dialami ketiga bersaudara itu membuat banyak orang bersimpati, salah satunya adalah Ketua Paguyuban Pengusaha Gresik Barat (PPGB), Amat Prayitno.
Ia memberi santunan kepada ketiga bersaudara tersebut pada Lebaran Idul Fitri 1442 H. Hal itu dilakukan Amat sebagai bentuk kepeduliannya kepada masyarakat yang dirasa membutuhkan.
"Semoga apa yang kami berikan bisa sedikit meringankan beban hidup bagi Pak Waras, Pak Khamim dan Bu Siti," kata Amat.