jatimnow.com - Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I. Nasrullah melakukan pertemuan dengan Asosiasi Peternak Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI), Rabu (26/5/2021).
Nasrullah yang didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian Ir Bambang dan jajarannya diajak oleh pengurus APPWSI melihat secara langsung rumah dan perusahaan pencucian sarang walet PT Husein Alam Indah di Desa Golokan Gresik, PT Surya Aviesta Surabaya dan rumah walet di kawasan Pacet, Mojokerto.
Ketua APPWSI, Wahyudin Husein kehadiran Dirjen PKH ini adalah respon atas keluhan anggotanya yang masih kesulitan melakukan ekspor sarang walet secara langsung ke China.
Karena itulah dirinya beserta anggota APPWSI lainnya berharap pemerintah dapat membantu mencari solusi agar nantinya para peternak dan pedagang sarang walet Indonesia dapat dengan mudah mengekspor ke China yang merupakan konsumen terbesar sarang walet di dunia.
"Selama ini kami para peternakl dan pedagang sarang walet Indonesia merasa kesulitan melakukan ekspor ke China. Hal ini dikarenakan kami terhalang oleh perjanjian protokol impor antara Indonesia dan China,” kata Wahyudin.
Ia menjelaskan bahwa saat perjanjian protokol impor dibuat dinilai tidak fair karena hanya bisa dipenuhi oleh para pelaku bisnis sarang walet besar saja.
Sementara para peternak dan pedagang sarang walet yang kategorinya masuk dalam UMKM kesulitan jika harus dituntut untuk memenuhi perjanjian protocol impor yang telah disepakati kedua negara karena biayanya cukup tinggi.
"Atas dasar itu APPWSI mempelopori untuk mendobrak peraturan itu agar ada kemudahan. Sehingga para peternak dan pedagang sarang walet yang kelasnya UMKM juga bisa melakukan ekspor sarang walet dengan mudah ke China," ucapnya.
Wahyudin menambahkan jika selama ini ekspor sarang walet dari Indonesia memang ada yang ke Cina dan Negara lain seperti Singapura dan Hongkong.
Baca juga:
Disnak Bangkalan Hentikan Pengiriman Sapi Tak Dilengkapi SKKH
Namun yang sulit itu melakukan ekspor ke China karena ada protokol impor. Karena itu pihak APPWSI menginginkan peraturan tersebut direvisi. Peraturan-peraturan yang sebelumnya memberatkan harus disederhanakan.
"Padahal ekspor sarang walet dari Indonesia ke China pertahun hanya mencapai 260 ton. Sementara ekspor ke negara lain itu bisa mencapai 1200 ton. Nah kenapa kuota yang lebih banyak yang dimiliki UMKM ini tidak diberi kemudahan yang sama dengan yang 260 ton tadi. Padahal sarang walet di Cina tersebut lebih bagus harganya,” ujar Wahyudin.
Menanggapi keluhan tersebut Dirjen PKH mengatakan jika ini menjadi pekerjaan rumah bagi berjanji pihaknya untuk bisa membantu peternak dan pedagang sarang walet kelas UMKM juga bisa menembus pasar internasional, khususnya China.
Setelah melihat secara langsung rumah walet berikut proses produksinya sarang walet Nasrullah mendapat gambaran bahwa potensi ini sangat besar.
Baca juga:
Disnak Bangkalan Cek Kesehatan Hewan Kurban mulai H-7 Idul Adha
Dirinya menegaskan bersama jajarannya untuk segera melakukan terobosan-terobosan besar mengingat sarang walet bisa menjadi penyumbang devisa besar bagi negara.
"Kami berencana mengembangkan secara masif dengan membuat program seribu desa walet. Karena itu kami butuh sebuah blue print supaya kami mengerti semua permasalahan yang ada nantinya tidak lagi ada hambatan dan sesuai dengan yang diharapkan. Intinya tidak boleh ada hambatan," kata Nasrullah.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menambahkan jika sarang walet adalah kekayaan kita yang harus kita jaga bersama. Karena itu pemerintah akan memberikan fasilitas dan kemudahan bagi peternak dan pedagang sarang burung walet di Indonesia
"Pemerintah betul-betul memberikan apresiasi sebesar-besarnya dan mendorong bagi berkembangnya usaha sarang walet di Indonesia,” pungkas Bambang.
URL : https://jatimnow.com/baca-35432-peternak-sarang-burung-walet-indonesia-kesulitan-ekspor-ke-china