jatimnow.com - Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan flushing atau penggelontoran sedimentasi di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.
Kegiatan yang dilakukan untuk memaksimalkan daya tampung itu dilakukan selama enam hari.
Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora menjelaskan daya tampung air Bendungan Sengguruh memang telah mengalami penurunan cukup drastis akibat sedimentasi.
Pada awal beroperasi di tahun 1989, kapasitas tampungan Bendungan Sengguruh mencapai 21,5 juta meter kubik.
"Laju sedimentasi Sengguruh saat ini telah mencapai 1,1 juta meter kubik per tahun. Ini mengakibatkan kapasitasnya turun dan hanya menyisakan 5-6 persennya atau sekitar 900 ribu meter kubik," kata Simamora, Kamis (1/7/2021).
Penyebab tebalnya sedimentasi karena waduk Sengguruh posisinya berada paling hulu di sistem Sungai Brantas.
Bendungan ini menerima sedimen dan sampah dengan volume yang cukup tinggi tiap tahunnya. Apalagi luas daerah tangkapan air Waduk Sengguruh 1.659 kilometer persegi mencakup Kota Batu, Kota Malang, dan sebagian Kabupaten Malang.
"Aktivitas manusia yang semakin meningkat pasti membutuhkan ruang, ini menyebabkan berkurangnya areal hutan di hulu. Bertambahnya areal pertanian dan pemukiman menyebabkan laju erosi di hulu meningkat dan berakhir menjadi sedimentasi di Bendungan Sengguruh ini," paparnya.
Menurutnya, flushing tersebut diperlukan untuk menjaga bendungan agar tetap berfungsi. Secara ideal memang harus dilaksanakan tiap tiga tahun.
Flushing pertama sejak awal beroperasinya bendungan dilaksanakan pada tahun 2016, kemudian di tahun 2018.
"Jadi tahun 2021 ini adalah kali ketiga pelaksanaan flushing di Sengguruh. Ini merupakan salah satu bentuk implementasi penggunaan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) yang selama ini telah dipungut oleh PJT I kepada PT PJB atas penggunaan air dari Waduk Sengguruh untuk pengoperasian PLTA," ujar dia.
Baca juga:
Sungai Bengawan Solo Bojonegoro Siaga Merah, Warga Harap Waspada!
Kegiatan flushing ini juga merupakan bentuk pelayanan pihaknya kepada para pemanfaat, dalam hal ini PT PJB telah membayarkan BJPSDA nya untuk kebutuhan pengelolaan sumberdaya air. Sebelum proses penggelontoran diawali dengan sosialisasi pada instansi terkait.
"Kita sosialisasikan dulu lalu kepada masyarakat sekitar, TNI, dan Polri, termasuk pemberitahuan pada bupati Malang akhir Mei lalu," ujarnya.
Kasubdiv Jasa ASA I/1 PJT I, Hermawan C Nugroho menerangkan untuk sosialisasi pada masyarakat untuk mengamankan agar tidak ada yang mendekat dan beraktivitas di hilir bendungan selama proses flushing dilakukan.
"Tahap pelaksanaan awal kita sudah membuka pintu spillway untuk menggelontorkan air dan sedimen yang ada di dasar bendungan. Agar maksimal kita juga menurunkan empat alat berat amphibious excavator long arm. Targetnya bisa menggelontor 200 hingga 250 ribu meter kubik sedimen," urai Hermawan.
Untuk bisa mengimbangi sedimen yang masuk ke waduk, tidak cukup jika hanya mengandalkan kapal keruk. Dari evaluasi flushing sebelumnya, kegiatan ini dinilai cukup efektif menambah kapasitas waduk hingga 250 meter kubik dalam waktu relatif singkat.
Baca juga:
Pengembangan Perusahaan dan Pelayanan Jadi Fokus PJT I, Begini Tujuannya
"Sekarang proses flushing masih dilakukan untuk memindahkan sedimen dengan eskavator agar larut dan ikut mengalir ke sisi hilir bendungan. Target kami flushing akan selesai hari ini. Kalau memungkinkan, sore atau malam nanti, pintu air sudah ditutup dan bisa kembali diisi air," katanya.
"Tujuannya untuk mengurangi sedimentasi di Sengguruh, baik masyarakat di wilayah hulu seperti Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang. Paling penting tidak membuang sampah ke sungai atau bantaran sungai pasalnya sampah juga menjadi masalah yang cukup mendominasi di Bendungan Sengguruh," lanjutnya.
Perlu diketahui, Bendungan Sengguruh merupakan salah satu bendungan yang berada di sistem Sungai Brantas dan dikelola oleh PJT I.
Lokasinya berada di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang atau sekitar 24 kilometer di selatan Kota Malang dan 14 kilo dari hulu Bendungan Sutami.
Bendungan ini berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas pembangkitan sebesar 2 x 14,5 MW.