Pixel Codejatimnow.com

AMPI Jatim Optimis Crowdfunding Bantu Permodalan UMKM

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Ketua Dewan Pembina AMPI Jatim, M Sarmuji (kanan) usai seminar
Ketua Dewan Pembina AMPI Jatim, M Sarmuji (kanan) usai seminar

jatimnow.com - Dewan Pimpinan Daerah Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia Jawa Tmur (DPD AMPI Jatim) menjalin kolaborasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) regional 4.

Mereka menggelar seminar yang dilaksanakan secara webinar. Seminar itu mengambil tema 'Crowdfunding dan Fund Raising' atau program urun dana. Program itu diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk membantu UMKM agar bisa bangkit, meski di masa Pandemi Covid-19.

Sejumlah pakar ekonomi tampak hadir dalam seminar tersebut, seperti Moh. Eka G. Sukmana (Deputi Direktur Pengawasan LJK 4 dan Perizinan di OJK Regional IV Jawa Timur), Saidu Solihin (Praktisi Crowdfunding), Iwan Soelasno (Founder Desapedia.id) dan Royas Amri Bestian (Sign Design Communications/SDC).

Ketua Dewan Pembina AMPI Jatim, M Sarmuji mengatakan, crowdfunding sebenarnya telah berjalan, meski belum masif. Untuk jangka panjang, crowdfunding akan menjadi model bagi proses penghimpunan dana bagi UMKM.

Menurutnya, UMKM yang berhutang di bank bisa memanfaatkan model crowdfunding terutama equity crowdfunding (ECF) atau fintech urun dana. Ada pula crowdfunding tipe suku bunga dan obligasi yang disebut sebagai security crowdfunding (SCF).

"Kalau deposit paling sekarang 2,5 persen sampai 3 persen per tahun. Jika dibandingkan dengan inflasinya saja, itu sudah mirip-mirip sekali. Artinya uang itu nganggur dan mandeg (berhenti)," ujar Sarmuji, Sabtu (3/7/2021).

Ketua Partai Golkar Jatim itu menambahkan, UMKM di Indonesia sebenarnya memiliki banyak varian dengan kualitas bagus yang rata-rata selama ini masih terhambat dengan permodalan. Akibatnya, geliat industri menjadi terhambat.

"Misal UMKM yang bisa ekspor, itu sebenarnya produknya banyak yang berkualitas," ujar Sarmuji.

Sarmuji yang juga anggota Komisi XI DPR RI itu mengakui, memang pengguna crowdfunding belum banyak. Karena OJK baru mulai membuka izin bagi lembaga penyedia crowdfunding sekitar satu tahun terakhir.

Namun sebagai model pendanaan baru, dia meyakini bahwa crowdfunding bisa menjadi alternatif di samping mencari modal dari perbankan. Maka, melalui sosialisasi, masyarakat sudah mulai familiar dengan crowdfunding.

Baca juga:
Usung Konsep Penthahelix, AMPI Lamongan Komitmen Bangun Ekonomi Daerah

"Tinggal sosialisasinya. Sebenarnya OJK terbantu sekali dengan acara-acara model begini. Karena ini juga bisa membantu mensosialisasikan. Ke depan akan lebih banyak lagi," ungkapnya.

Apalagi saat ini banyak terobosan telah lahir, salah satunya dari OJK bagi UMKM dan BUMDesa melalui platform permodalan crowdfunding. Sehingga BUMDesa meskipun letaknya di desa memiliki kesempatan yang lebih luas lagi.

"Mudah-mudahan UMKM kita terbuka pikirannya untuk bisa memanfaatkan dana-dana yang sebenarnya ada di masyarakat, tetapi masyarakat bingung untuk menginvestasikannya," jelasnya.

Sementara Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur, Mulyanto menyebut, OJK akan memperhatikan kebutuhan produk jasa keuangan masyarakat. Termasuk dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi.

"Dalam hal masyarakat untuk melaksanakan investasi, selama ini yang konvensional adalah menggunakan produk dari pasar modal. Tapi ternyata tidak cukup, ada UKM (Usaha Kecil Menengah) yang perlu difasilitasi tanpa harus selengkap persyaratan yang ada di pasar modal," kata Mulyanto

Baca juga:
Minat Jadi Ketua AMPI Jawa Timur? Pendaftaran Dibuka 7 September

Ketua DPD AMPI Jatim, Pranaya Yudha Mahardhika mengatakan, webinar ini merupakan rangkaian agenda HUT ke-43 AMPI Jatim pada Juni lalu. Webinar Crowdfunding and Raising diikuti AMPI kabupaten dan kota se Jawa Timur hingga peserta dari luar pulau.

Yudha mengatakan, crowdfunding merupakan salah satu alternatif solusi pendanaan bagi pengusaha muda, UMKM maupun BUMDesa. Namun mereka belum banyak yang mengenal secara detail tentang program suntikan dana melalui crowdfunding. Padahal pada masa pandemi banyak usaha baru tumbuh. Bahkan neraca perdagangan Indonesia surplus.

"Di masa pandemi, crowdfunding merupakan satu harapan bagi pengusaha, BUMDesa dan UMKM," terang Yudha.

Sebab permodalan kini bukan sekedar kredit konvensional melalui pinjam dana di bank atau koperasi. Popularitas crowdfunding tengah trending. Yudha berharap crowdfunding nantinya bisa menjadi solusi pendanaan yang akan berkembang di Indonesia.

"Nah, kita mau sosialisasikan lagi ke teman-teman AMPI dan jaringan kita pelaku usaha dan masyarakat umum bahwa crowdfunding sudah dibolehkan oleh OJK," jelasnya.