Pixel Codejatimnow.com

PPKM Darurat

Cerita PKL hingga Warung Kecil di Banyuwangi Terima Bantuan Uang dari Pemkab

Editor : Redaksi  

jatimnow.com - Para pedagang kaki lima (PKL) dan warung-warung kecil merespons positif pemberian bantuan uang tunai Rp 300.000 per orang oleh Pemkab Banyuwangi pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Bantuan itu cukup membantu di tengah penurunan omzet.

Sofyan, seorang pedagang jagung rebus, mengatakan, sebelum masa PPKM Darurat, dia bisa membawa dan menjual 200 buah jagung rebus dalam semalam. Saat ini, hanya membawa 50 saja, karena memang jam operasional dibatasi.

"Bawa 50 buah itu pun sering tidak habis," ujar Sofyan saat bercerita bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Kecamatan Genteng, dalam siaran pers ke redaksi, Rabu (21/7/2021).

Di tengah situasi sulit semacam ini, Sofyan tetap bersyukur.

“Semua wajib disyukuri, Alhamdulillah masih diparingi sehat (diberi kesehatan) sehingga masih tetap bisa bekerja. Sehat itu sekarang yang paling wajib disyukuri,” ungkapnya.

Bupati Ipuk yang kembali berkeliling ke PKL-PKL dan pedagang kecil lalu menyalurkan dana bantuan uang tunai kepada Sofyan dan PKL serta warung kecil lainnya. Dia menargetkan ada lebih dari 3.000 PKL/warung kecil yang menerima bantuan uang tunai.

”Saya mohon maaf, mohon maaf sekali, atas kebijakan PPKM Darurat ini untuk menekan penularan Covid-19. Tetap pakai masker ya Pak. Bantuan ini tolong jangan dilihat nilainya, ini wujud saling bantu di antara kita. Insya Allah, Insya Allah ini semua bisa segera kita lewati,” ujar Ipuk.

Dalam aktivitasnya, Ipuk juga tampak selalu memborong dagangan para pelaku usaha kecil tersebut.

Ipuk kemudian juga menemui Fakhrurrozi, yang berjualan kue wafel. Pendapatannya menurun lantaran berkurangnya jam operasional. Fakhrurrozi biasa membuka dagangan pukul 17.00 sampai 22.00 Wib. Tapi kini hanya sampai pukul 20.00 Wib.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

"Biasanya dapat sampai Rp150 ribu, ini baru dapat Rp40 ribu," ceritanya kepada Ipuk.

Baihaqi, penjual martabak, juga merasakan imbas PPKM Darurat. Namun, dia bersyukur mendapat bantuan dari Pemkab Banyuwangi. Bukan nilainya yang dia lihat, tapi semangat kebersamaan untuk mengarungi masa sulit saat ini.

”Kami bersyukur. Kalau melihat berita di kota-kota lain, biasanya pedagang seperti kami hanya dirazia, hanya disidak. Tapi, di sini kasih bantuan," ungkap Baihaqi.

Yandra, pedagang kacamata, menyatakan, omzetnya turun drastis karena warga mulai patuh pada peraturan untuk mengurangi mobilitas di luar rumah.

“Jualannya terjun bebas, sehari yang beli hanya dua orang selama PPKM Darurat. Saya sih maklum karena orang sekarang membatasi keluar rumah. Semoga dengan kepatuhan ini, covid-19 segera berakhir dan semua pulih,” harap Yandra.

Baca juga:
Bupati Ipuk Beber Komitmen Pemkab Banyuwangi Peduli Difabel, Ini Buktinya

Bupati Ipuk menyampaikan terima kasih kepada para PKL dan warung-warung yang mulai teredukasi dalam penerapan protokol kesehatan. Pesanannya tidak lagi dimakan di tempat, tapi dibawa pulang. Dan salah satu yang terpenting, mayoritas pedagang sudah tertib bermasker.

”Saya matur nuwun sanget, matur nuwun, matur nuwun semua bermasker. Tolong dalam semua aktivitas terus bermasker,” pesannya.

Selain kepada PKL dan warung kecil, Pemkab Banyuwangi juga menyiapkan skema bantuan untuk pelaku seni, wisata, penyandang disabilitas, jasa transportasi, dan warga yang membutuhkan secara umum. Skema bantuan saling menopang dengan kucuran dari pemerintah pusat.

”Hari Rabu saya sudah agendakan cek ke Gudang Bulog dan PT Pos untuk penyiapan penyaluran bantuan. Mohon doanya semoga semua proses dimudahkan. Sekali lagi, saya mohon maaf atas kebijakan PPKM Darurat ini,” ujar Ipuk.