jatimnow.com - Ucapan 'Kulo Mboten Tego' (saya tidak tega) yang dilontarkan Wali Kota Ika Puspitasari menjadi populer di kalangan masyarakat Mojokerto.
Tagar #Kulombotentego pun sempat bergaung di berbagai platform media sosial.
Ungkapan itu disampaikan Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita itu terkait dengan rencana perpanjangan PPKM Darurat.
Ning Ita mengatakan 'Kulo Mboten Tego' yang berarti saya tidak tega, terutama kepada masyarakat yang menggantungkan hidup dari berdagang.
Ungkapan #kulombotentego itu kemudian menjadi inspirasi bagi sejumlah komunitas untuk membantu warga terdampak Covid-19, seperti yang dilakukan komunitas Ngaji Ngopi yang digawangi Chariris dan Gus Iful.
Dua warga asli Kota Mojokerto ini membuka donasi dengan cara menjual kaos bertuliskan ucapan Ning Ita #Kulo Mboten Tego.
Keuntungan dari penjualan kaus yang dibanderol harga Rp 95 ribu tersebut akan disumbangkan kepada warga Kota Mojokerto yang terimbas langsung kebijakan PPKM darurat hingga PPKM Level 3 dan 4.
Ning Ita mengapresiasi inisiatif komunitas seperti Ngaji Ngopi yang peduli akan upaya penanggulangan Covid-19 di Kota Mojokerto. Ia pun ikut berkontribusi memberi sumbangan.
Didampingi suami Supriyadi Karima Saiful, Ning Ita bertemu langsung dengan komunitas Ngaji Ngopi di Ruang Sabha Pambojana, Rumah Rakyat Kota Mojokerto.
Baca juga:
Konsumen Setia Mojo Shop Fiesta Diganjar Hadiah Umrah
Ning Ita dan suami menyerahkan uang tunai senilai Rp 10 juta untuk pembelian kaos, sebagai bentuk dukungan kepada gerakan #kulombotentego.
"Saya sangat mengapresiasi kepedulian dan solidaritas komunitas-komunitas ini dalam membantu masyarakat. Dan saya berharap agar gerakan-gerakan semacam ini dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat, untuk bersama-sama dengan Pemerintah Kota Mojokerto mengisi celah-celah penanganan Covid-19," kata Ning Ita dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (26/7/2021).
Gerakan sosial juga dilakukan komunitas Project Anget yang merupakan kumpulan para pelaku industri kreatif anak muda Kota Mojokerto.
Koordinator Komunitas Project Anget Untung Sitanggang, menjelaskan komunitasnya membagikan masyarakat terdampak pandemi, seperti yang kehilangan pekerjaan. Selain itu, mereka membagikan makanan ke warga yang tengah isolasi mandiri.
"Sasarannya kita targetkan warga yang tidak tercover bantuan dari pemerintah," jelas Untung.
Baca juga:
Digitalisasi dan Layanan Kesehatan Pemkot Mojokerto Raih Penghargaan
Pemuda Batak yang berdomisili di Kota Mojokerto ini menambahkan donasi pertama kali merupakan hasil kolektifan sesama anggota.
Mereka juga menyebar pamflet di sosial media. Setiap hari pemasukan dan pengeluaran diupdate di akun IG @projectanget.
"Donasi ada yg berupa barang sembako, oksigen kaleng, vitamin dan untuk uang sampai hari ini terkumpul Rp 17 juta. Dan kita juga meminjamkan tabung oksigen 1 meter gratis beserta isinya karena di anggota kami ada yg memiliki tabung oksigen 1 buah," urai Untung.
Sementara itu, Vihara Budhayana yang dipimpin oleh Bhante Nyanasila bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa membuat dapur umum yang dibuka di Gedongan Gang II.