jatimnow.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) direncanakan digelar mulai September 2021 pada daerah-daerah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1-3.
"Kami menyambut baik rencana di daerah-daerah yang turun status menjadi PPKM Level 3 untuk menerapkan PTM secara terbatas. Sekolah tatap muka ini diharapkan memulihkan psikologi anak-anak yang lama tidak bertemu teman di sekolahnya, memulihkan kognitif," ujar Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Kodrat Sunyoto, Senin (30/8/2021).
Berdasarkan kebijakan terbaru, PTM dengan kapasitas yang berbeda di setiap jenjangnya. Kapasitas yang diizinkan maksimal 50 persen. Kecuali untuk SDLB (sekolah dasar luar biasa), MILB, SMPLB, SMLB, MALB maksimal 62 persen dan PAUD 33 persen.
Namun kata politisi dari Partai Golkar ini, protokol kesehatan (prokes) Covid-19 harus tetap dijalankan. Serta para siswa dan guru minimal 50 persen sudah vaksin.
"Idealnya, guru siswa harus sudah divaksin. Selain prokes, itu harus sudah divaksin," tuturnya.
Jika ada yang belum vaksin, maka diperlukan metode pengawasan prokes di internal sekolah.
"Saya berharap di sekolah itu ada satgas internal. Di sekolah ada perangkat mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan, bimbingan konseling, termasuk OSIS," terangnya sambil menambahkan, OSIS dapat menjadi polisi siswa dalam penegakan protokol kesehatan bagi para siswa.
"Kalau ada siswa yang melanggar tidak mau ditegur guru, maka bisa ditegur oleh OSIS sebagai polisi siswa," tuturnya.
Ia menegaskan, pembelajaran tatap muka dipersilahkan bagi sekolah atau di kampus. Kesiapan tidak hanya tenaga pendidik (guru atau dosen) yang sudah divaksin atau siswanya.
Tapi dalam proses belajar mengajar di ruangan juga harus diatur jaraknya. Serta sarana-sarana lainnya yang mendukung PTM.
Baca juga:
Reses Ketua DPRD Jatim, Kader KSH Surabaya Sambat Gaji Kurang
"PTM silahkan diterapkan di sekolah yang betul-betul siap," jelasnya.
Sementara itu, DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur juga mendukung pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar, seperti vaksin bagi mahasiswa di kampus Universitas Wijaya Putra, Jalan Benowo, Surabaya, pada Senin (30/8).
Vaksinasi tahap pertama di kampus Wijaya Putra ini diikuti 500 mahasiswa dari total 2.500 mahasiswa yang menempuh pendidikan S-1.
"Vaksinasi ini diharapkan seluruh komponen dan sivitas akademika universitas siap menggelar PTM," ujar Rektor Universitas Wijaya Putra Dr Budi Endarto.
Budi mengatakan, para dosen, staf dan karyawan Universitas Wijaya Putra sudah divaksin. Ia mengucapkan terima kasih, karena Golkar memfasilitasi vaksinasi bagi para mahasiswa.
Baca juga:
Besaran APBD Jatim 2025, Pendidikan dan Kesehatan jadi Prioritas
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Golkar yang sudah memfasilitasi vaksinasi ini," tuturnya.
Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Timur Sahat Tua Simanjutak mengatakan, vaksinasi ini merupakan wujud pengabdian DPD Partai Golkar bekerja sama dengan kalangan pendidikan.
"Kegiatan vaksinasi ini upaya yang sedang dilakukan pemerintah untuk mempercepat serbuan vaksin kepada seluruh masyarakat. Khususnya kepada kalangan mahasiswa maupun siswa yang tidak lama lagi mempersiapkan diri pembelajaran tatap muka," katanya.
Sahat yang juga Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur ini mengatakan, vaksinasi ini juga untuk mendukung pencapaian herd immunity.
"Kerjasama ini merupakan bagian dari wujud konkret pengabdian DPD Partai Golkar bekerjasama dengan kalangan universitas, termasuk Universitas Wijaya Putra," jelasnya.