Pixel Codejatimnow.com

Melihat Tradisi Malam 30 Suro yang Digelar Sederhana di Banyuwangi

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Rony Subhan

jatimnow.com - Nguri-uri Budaya Jawa, Paguyuban Sastro Jendro Hayuningrat Pangruwate Jagat (SJHPJ) menggelar ritual Bulan Suro secara sederhana di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Rabu (8/9).

Diawali dengan merangkai sesaji gunungan yang isinya hasil bumi, juga kebutuhan ritual seperti tumpeng, jenang suro, kembang setaman serta kemenyan. Mereka berkumpul di pelataran Padepokan SJHP yang dimulai pada pukul 15.00 Wib hingga selesai.

Pelaksana kegiatan, Ki Suwoko Aji memamparkan kegiatan Bulan Suro tahun ini diawali dengan doa bersama, ritual grebeg tumpeng, ditutup dengan ritual semedi bersama tepat di malam 30 Suro.

Ia menyebutkan, Tumpeng Suro yang biasanya dikirap tahun ini tidak diarak. Isi tumpeng tersebut setelah dilakukan doa bersama kemudian dibagi-bagikan ke warga yang hadir serta ke rumah - rumah sekitar padepokan SJHPJ.

Baca juga:
Wisata Edukasi Ranting Sewu di Pandaan Pasuruan, Jangan Lupa Ajak Keluarga, ya

"Seharusnya tahun ini ritual suroan bisa dilaksanakan dengan ritual yang lebih besar, karena tahun ini masuk Tahun Alif atau Tahun Agung di kalender Jawa Tahun 1943 Saka, atau 1443 H. Namun karena Covid-19 belum reda, ritual tetap kami laksanakan dengan sederhana dengan membuat 7 tumpeng dan 5 jenang sebagai penggantinya," kata dia.

Ritual tersebut menurut Ki Suwoko Aji, sebagai wujud rasa syukur seluruh putro wayah padepokan yang didirikan Ki Rustam Aji yang digelari Ki Ageng Gondo Kusumo.

Baca juga:
Nonton Wayang Kulit di Alun-alun Ponorogo, Khofifah Sampaikan Pesan Moral

Ritual dilakukan dengan harapan seluruh putro wayah dan masyarakat selalu dijauhkan dari marabahaya, wabah penyakit, dan selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalankan kehidupan keseharian.

"Itu harapan kami. Semoga aktivitas perkonomian warga kembali normal seperti sediakala," pungkas Ki Suwoko Aji.