Pixel Codejatimnow.com

Dampak Psikososial Akibat Pandemi Menjadi Perhatian Gerindra Jatim

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jatim, Dr Andriyanto saat diskusi secara virtual.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jatim, Dr Andriyanto saat diskusi secara virtual.

jatimnow.com - Dampak pandemi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, menjadi perhatian serius DPD Gerindra Jawa Timur. Melalui diskusi Kamisan ke-10 dengan tajuk 'Dampak Psikososial Perempuan dan Anak Serta Intervensinya pada Masa Pendemi di Jatim, Gerindra membahasnya dengan menghadirkan beberapa pembicara.

Di antaranya adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (P3AK) Provinsi Jatim Andriyanto, Anggota DPRD Jatim Rohani Siswanto, dan Wakil Ketua Bidang Kesehatan DPD Partai Gerindra Wike Herawati.

Anggota DPRD Jatim Rohani Siswanto menyebut, dampak ekonomi dan kehilangan yang dirasakan perempuan dan anak memiliki dampak psikososial terhadap semangat hidup.

"Psikis ini tidak nampak tapi sangat berdampak," kata Rohani secara virtual.

Menurutnya, selama ini pemerintah hanya berfokus pada sisi kesehatan dan ekonomi. Padahal dampak psikososial bukanlah hal yang sepele, karena berhubungan dengan kemajuan negara.

Wakil Ketua Bidang Kesehatan DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Wike Herawati mengatakan, lingkungan sosial memiliki peran utama dalam menjaga keluarga yang ditinggal karena Covid-19.

"Ini memang terkesan sepele, tapi perlu menjadi perhatian. Selama ini masih banyak yang konsentrasi urusan fisik," ujar Wike.

Melalui kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jatim, Andriyanto mengatakan, aspek psikis anak memang perlu menjadi perhatian dan diintervensi.

Pasalnya dari data yang dikantongi DP3AK saat ini, kurang lebih ada jutaan anak menjadi yatim karena ditinggal orangtuanya.

Ia mengaku, telah melakukan berbagai upaya intervensi. Di antaranya, dengan mengeluarkan surat edaran berupa pendataan.

"Intervensi psikologi sosial terutama pada perempuan dan anak menjadi sebuah keniscayaan," ucapnya.