Pixel Codejatimnow.com

Bila Direstui Para Masyayikh, Kiai Marzuki Siap Maju Caketum PBNU

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar

jatimnow.com - Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengaku siap mencalonkan diri jadi Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun dia masih menunggu rekomendasi dan keputusan dari para masyayikh.

Dalam survei Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Kiai Marzuki menjadi salah satu kandidat favorit dengan elektabilitas tinggi.

"Kalau masyayikh menghendaki saya jadi ketua ranting saya siap, masyayikh menghendaki jadi ketua TPQ saya siap, masyayikh menghendaki saya 'Marzuki sampean istirahat' ngajar pondok yang serius untuk mengkader para ulama saya juga siap. Saya sebagai kader NU senantiasa siap kalau memang itu (mencalonkan Ketum PBNU) diinginkan masyayikh," ujar Kiai Marzuki, Senin (11/10/2021).

Tak hanya siap menjadi Ketum PBNU, Marzuki mengaku dirinya juga bersedia ditempatkan di manapun, di level apapun. Entah itu diposisi organisasi NU level daerah, di badan otonom (banom) hingga lembaga pendidikannya termasuk pesantren.

"Mau di level ranting, cabang, kecamatan, yang penting kami itu khidmah, khidmah dan khidmah. Itu saja," tambahnya.

Sebab, lanjutnya, segala hal yang diputuskan oleh para masyayikh dan kiai-kiai telah menjadi pertimbangan yang sangat matang. Dia yakin para kiai punya indikator penilaian dan segala sesuatunya pasti bertujuan untuk kebaikan NU.

Baca juga:
KH Yahya Cholil Staquf Terpilih Jadi Ketum PBNU 2021-2026

"Kiai-kiai pasti menimbang itu. Saya yakin kiai-kiai nggak akan mengecewakan warga NU dan juga nggak akan membuat keputusan yang bisa membuat NU menjadi gonjang-ganjing," tutur dia.

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad Gasek, Kota Malang itu menambahkan, untuk memenuhi kandidat calon Ketum PBNU, ada kriteria yang wajib dipenuhi, di antaranya kapasitas, jam terbang dan kemampuan memimpin organisasi yang cukup.

"Disamping diangkat (kader) NU, punya kapasitas yang cukup, punya jam terbang, mengerti oraganisasi yang cukup. Kemudian apalagi mereka yang terpilih itu punya pengalaman teritorial, kayak Gus Dur, Kiai Hasyim Muzadi, sebelum ke PB, pernah jadi ketua cabang, pernah jadi ketua wilayah dan segala macamnya," papar dia.

Baca juga:
Muktamar ke-34 NU di Lampung Ditunda, Panitia Gelar Rapat Koordinasi

"Nah kayak yang begitu kalau akhirnya jadi mungkin lebih baik dari pada yang belum punya jam terbang cukup, atau punya jam terbang mungkin kurang punya pengalaman teritorial, karena punya pengalaman kantor yang cuma lima meter, itu jauh beda dengan pengalaman yang mulai Papua sampai Aceh sudah diterjuni semua," sambung Kiai Marzuki.

Menurut Kiai Marzuki, siapapun yang merasa dirinya merupakan kader NU, berhak menyuarakan aspirasinya dan meramaikan ajang muktamar pada 23-25 Desember mendatang.

"Menurut kami siapapun yang merasa NU boleh menyuarakan aspirasinya, boleh ramai-ramai ikut bergembira dengan adanya gawe muktamar itu. Ikut selametan. Menurut kami, nggak perlu mereka dilarang, biar aja mereka ikut bersuara," jelas dia.