Pixel Codejatimnow.com

Ekspor Rebana ke Asia Tenggara, Perajin Gresik Ingin Menembus Pasar Timur Tengah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Sahlul Fahmi
Menkop dan UKM Teten Masduki mengunjungi stand rebana produksi perajin Desa Bungah (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)
Menkop dan UKM Teten Masduki mengunjungi stand rebana produksi perajin Desa Bungah (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

Gresik - Warga Desa Bungah, Kabupaten Gresik melakukan usaha kreatif dengan mengubah limbah menjadi bahan berharga.

Mereka dikenal sebagai perajin berbagai macam alat musik rebana dengan memanfaatkan limbah kayu.

Produk alat musik rebana buatan warga Desa Bungah ini tidak hanya diminati konsumen di dalam negeri, namun juga dilempar ke pasar mancanegara.

Salah satu pengusaha rebana asal Desa Bungah, Abdullah menyebutkan dulu produksinya hanya melayani para distributor di wilayah Indonesia seperti Gresik, Surabaya, Jawa Tengah dan luar Pulau Jawa. Namun kini produk rebana miliknya telah dilirik oleh distributor luar negeri.

"Sekarang rebana buatan warga Bungah sudah dipasarkan di Brunai, Singapura dan Malaysia," terang Abdullah, Kamis (28/10).

Baca juga:
Kabupaten Gresik Kembali Raih Penghargaan Adipura 2023

Menurutnya, ada kemungkinan dirinya untuk melebarkan sayap produksinya ke daerah Timur Tengah.

"Saat ini ekspor kami memang masih di Asia Tenggara, namun tidak menutup kemungkinan ke depan produk kami ingin bisa menembus pasar Timur Tengah," harapnya.

Adapun produk rebana yang selama ini diproduksi oleh Abdullah meliputi rebana hadrah, rebana qasidah dan rebana banjari.

Baca juga:
Pacu Pertumbuhan, DPMPTSP Kabupaten Gresik Gelar Pameran Investasi Industri dan UMKM

Abdullah menambahkan selama ini suplai bahan berkualitas untuk produksi rebana memang tidak ada masalah. Hanya saat memasuki musim hujan, dirinya terkendala dengan proses finishing pembuatan rebana.

"Proses finishing pembuatan rebana memang butuh terik matahari. Karena itu kalau musim hujan proses finisihingnya jadi lebih lama," tandasnya.