Pixel Codejatimnow.com

Awali Masa Tanam dan Alternatif Wisata, Petani di Banyuwangi Gelar Bubak Sawah

Editor : Redaksi  

Banyuwangi - Memasuki masa tanam untuk 2022, para petani di Banyuwangi menggelar tasyakuran 'Bubak Sawah'. Mereka menggelar tasyakuran bersama warga di lokasi yang dekat dengan irigasi pertanian.

Salah satunya yang dilakukan petani di Dusun Sere, Desa Bangorejo, Kecamatan Bangorejo, yang menggelar Bubak Sawah di Daerah Irigasi Baru, Dam Sere, Rabu (10/10/2021).

Mereka menggelar kenduri di kawasan bantaran Sungai Sere yang kini juga difungsikan sebagai ruang publik karena tempatnya yang apik.

"Semoga hasil tanam bisa melimpah, dan tidak ada halangan apapun termasuk dari serangan hama," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani

Bubak Sawah atau ada yang menyebut Bubak Bumi adalah tradisi yang dilakukan para petani dalam mengawali musim tanam.

Ritual ini dilaksanakan untuk memohon kepada Tuhan agar selama musim tanam, para petani ini dijauhkan dari segala macam persoalan seperti datangnya hama.

Selain ditradisikan untuk mengawali musim tanam, tradisi yang sudah turun temurun ini juga digunakan sebagai perekat rasa persaudaraan.

Dalam Bubak Sawah para petani yang tergabung dalam Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) membawa makanan dari rumah dan saling bertukar makanan.

Pemkab Banyuwangi terus berupaya membangun jaringan irigasi untuk kebutuhan para petani, termasuk juga sumur bor. Ini sebagai upaya meningkatkan hasil pertanian di Banyuwangi," kata Ipuk.

Selain itu, Ipuk juga memotivasi para petani, selain meningkatkan produksi pertanian (on farm), petani juga bisa meningkatkan produksi olahan pertanian pasca panen (off farm).

"Produk-produk turunan pertanian juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan nilai ekonomis," pesan Ipuk.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Selain menggelar tasyakuran Bubak Sawah, dalam acara tersebut juga diluncurkan kawasan Dam Sere sebagai destinasi wisata. Dam Sere atau yang dulu dikenal sebagai BBU 10 kini didesain sangat menarik.

Terdapat beberapa spot foto dan gazebo yang menarik, sehingga menjadi salah satu alternatif wisata di kawasan Bangorejo. Memanfaatkan sungai di sekitar situ, sejumlah pemuda setempat membuka wisata tubing dan air jeram.

"Dam Sere ini sekarang banyak dikunjungi masyarakat, setelah secara kreatif masyarakat setempat membuat sesuatu yang baru di tempat ini," kata Ipuk.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua HIPPA setempat, Misnan mengaku jika irigasi di kawasan tersebut tidak ada kendala berarti. Dam Sere ini mengaliri irigasi di empat desa yakni Bangorejo, Kebondalem, Bulurejo, dan Sambirejo.

“Kami berharap pemeliharaan irigasi di kawasan ini tetap ditingkatkan, Pemkab juga terus meningkatkan aliran irigasi tersier ke sawah-sawah warga,” ucapnya.

Baca juga:
Bupati Ipuk Beber Komitmen Pemkab Banyuwangi Peduli Difabel, Ini Buktinya

Plt Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo menambahkan, Bubak Sawah ini digelar serentak di tujuh lokasi dam di Banyuwangi. Antara lain di Dam Concrong Rogojampi, Dam Darit Singojuruh.

“Ini adalah tradisi petani. Setiap masuk musim panen untuk tahun depan, mereka menggelar kenduri di lokasi Dam berharap kelancaran hasil pertanian,” kata Guntur.

Ditambahkan Guntur, pihaknya terus meningkatkan fungsi kawasan di sekitar dam menjadi lokasi alternatif ruang publik bagi warga. Termasuk di Dam Sere yang didesain sangat menarik dan asri.

“Sembari kita terus tingkatkan kualitas sungai, di satu sisi kita terus percantik kawasan sekitar dam menjadi public space baru bagi warga sekitar. Biar warga malu kalau terpaksa mengotori sungai,” ujar Guntur.