Pixel Codejatimnow.com

Edukasi Bahasa dan Budaya Tiongkok di Indonesia Melalui Chinese Paradise 9

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Chinese Paradise 9 digelar secara daring
Chinese Paradise 9 digelar secara daring

Malang - Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Universitas Brawijaya Malang kembali memberikan edukasi di bidang bahasa dan kebudayaan Tiongkok pada masyarakat lewat Chinese Paradise 9.

Puncak acara tahunan ini dikemas dalam Awarding Night bertema "Perkembangan Budaya Cina" dari rangkaian lomba dan materi perkembangan Hanzi (Aksara Cina) dari dosen sekaligus penutur asli Bahasa Mandarin secara daring, Jumat (19/11/2021) malam.

Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Cina, Astrid Cattleya Maharani Wayindra mengungkapkan, Chinese Paradise 9 menyelenggarakan 5 cabang lomba yang mencerminkan perkembangan budaya Cina, yaitu lomba Shufa (kaligrafi Cina), Shuimohua (lukisan tinta Cina), membaca puisi, menyanyi dan Chinese beauty.

"Kami berusaha membangkitkan semangat teman-teman untuk terus produktif dan berlomba-lomba meningkatkan potensi diri dan bakatnya. Sehingga diadakan kembali Chinese Paradise di tahun ini, untuk yang kesembilan kalinya," ujar Astrid dalam siaran pers yang diterima jatimnow.com, Sabtu (20/11/2021).

Menurut Astrid, dengan pembatasan selama pandemi, banyak pengorbanan dilakukan mahasiswa yang turut serta menggelar acara ini.

Baca juga:
3 Keunggulan Belajar di Kampung Inggris Pare, Ini Cara Daftarnya

Kata dia, rangkaian pendaftaran lomba sudah dimulai 4 Oktober 2021 hingga diakhiri dengan Awarding Night.

"Meskipun kembali dilaksanakan secara daring, besar harapan saya agar Chinese Paradise 9 dapat tetap dilaksanakan dengan meriah lewat Awarding Night ini," tambah Astrid.

Baca juga:
Pertumbuhan Pesat Kampung Inggris Pare, Kurikulum yang Beragam jadi Ciri Khas

Salah satu peserta yang berhasil mendapatkan juara, Metta Seluyren mengungkapkan rasa syukurnya bisa mengikuti Chinese Paradise kali ini. Apalagi terdapat lomba Shufa dan Shuimohua, yang mana kedua lomba ini jarang diadakan oleh instansi lainnya.

"Saya sendiri memang memiliki hobi di bagian seni, terutama melukis. Sehingga saya mendaftar lomba Shufa dan Shuimohua. Saya pun bisa mendapatkan juara di kedua cabang lomba tersebut," tutur Metta.