Pixel Codejatimnow.com

Pertumbuhan Pesat Kampung Inggris Pare, Kurikulum yang Beragam jadi Ciri Khas

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Yanuar Dedy
Pelajar di Kampung Inggris Pare bersepeda usai kelas. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Pelajar di Kampung Inggris Pare bersepeda usai kelas. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kampung Inggris Pare tumbuh pesat sejak 1990. Hingga saat ini, berdiri ratusan lembaga kursus Bahasa Inggris dengan kurikulum yang beragam.

Kampung Inggris berada di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Kawasan ini menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin memperdalam kemampuan berbahasa Inggris.

Cikal bakal Kampung Inggris Pare dimulai dari Mr. Kalend Osein yang mendirikan Basic English Course (BEC), pada 1976. Ini merupakan tempat kursus Bahasa Inggris pertama di Kampung Inggris Pare.

Dimulai saat Mr. Kalend memutuskan untuk berguru pada Kyai Yazid di Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Singgahan.

Singkat cerita, dia menggantikan sang guru untuk mengajar dua mahasiswa dari IAIN Sunan Ampel Surabaya yang ingin mempersiapkan diri untuk mengikuti tes ujian Bahasa Inggris. Hasilnya, mahasiswa tersebut berhasil lolos.

Mr. Kalend pun dibanjiri oleh mahasiswa yang ingin belajar bahasa Inggris. Hingga pada 15 Juli 1977, Mr. Kalend resmi mendirikan Basic English Course (BEC).

Setelah berjuang sendiri, di tahun 1990 murid Mr Kalend mendirikan lembaga kursus untuk menampung banyaknya murid yang kemudian berkembang hingga saat ini.

Sekretaris Forum Kampung Bahasa, Agus Tri Winarso mengatakan, saat ini ada sekitar 160 lembaga kursus bahasa di sana. Bahasa Inggris paling besar, disusul Bahasa Arab, Mandarin, Jepang, Jerman dan Perancis.

Titik pesatnya saat media sosial mulai tumbuh di era 2010an. Saat itu, program pemerintah terkait rintisan sekolah bertaraf internasional juga turut mendorong perkembangan kawasan ini.

“Saya tahun 2006, pertama kali menginjakkan kaki di Kampung Inggris Pare, waktu itu posisi saya sebagai pelajar, cari ilmu juga. Waktu 2006, estimasi saja 30-40an (lembaga kursus) lah,” kata Agus, Senin (22/1/2024).

Baca juga:
Tukang Becak di Kampung Inggris Pare Jago Speaking English, Opo Iyo Cah?

“Titik pesat Kampung Inggris itu era media sosial di tahun 2010, mulai naik. Facebook memang 2008 tapi 2010 itu baru naik. Kebetulan waktu itu pemerintah lagi menggalakkan RSBI, SBI macem-macem lah, itu salah satu yang membuat Pare boom,” tambahnya.

Kurikulum yang beragam, menurut Agus, menjadi letak keunikan Kampung Inggris Pare ini. Setiap lembaga memiliki metode pengajaran yang berbeda, praktek yang fun atau penggunaan English Area untuk membiasakan pelajar berbahasa Inggris.

“Kurikulum Kampung Inggris Pare ini berbeda dengan kurikulum dimana-mana, pure produk dari Kampung Inggris. Artinya, setiap lembaga memiliki keunikan tersendiri, memiliki kurikulum sendiri,” jelas Agus.

“Kalau saya pribadi, sebagai praktisi nggak setuju juga kalau kurikulumnya disamakan. Apa bedanya kita dengan yang lain, keunikan kita dicabut itu,” tegasnya.

Untuk program, secara umum, menurut Agus ada dua, basic english dan academic. Basic memang paling banyak diminati tapi belakangan, kata Agus, academic seperti TOEFL mulai meningkat permintaannya.

Baca juga:
Biaya Hidup dan Pendidikan di Kampung Inggris Sangat Terjangkau

“Kebutuhan orang Indonesia 70 persen masih di level basic, sisanya baru academic. Tapi dari tahun ke tahun, permintaannya mulai banyak,” bebernya.

Setiap bulannya, terutama di musim libur ribuan orang datang ke Kampung Inggris. Meski sempat menurun karena pandemi Covid 19, kini trennya mulai naik.

“Kalau musim liburan sebelum pandemi, estimasi saya sekitar 8.000-10.000 per bulan.
Ini trennya naik tapi kalau balik belum, saya posisikan ya 50 persen,” tandasnya.