Pixel Codejatimnow.com

Keunikan Rumah KH Ali Mursyid dengan Lima Tempat Ibadah di Madiun

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Mita Kusuma
Pura dan Musala di rumah KH Ali Mursyid di Kabupaten Madiun (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Pura dan Musala di rumah KH Ali Mursyid di Kabupaten Madiun (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Madiun - Sebuah rumah megah di Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, berdiri di antara tempat ibadah dari lima agama yang diakui di Indonesia. Komplek ini terdiri dari Musala, Klenteng, Vihara, Pura, dan Gereja.

Komplek tersebut diketahui milik KH Ali Mursyid yang dibangun secara bertahap mulai pada tahun 1980 di atas lahan seluas 1,5 hektare. Bangunan rumah, seluas 0,25 hektare.

"Ini pemilik awalnya adalah KH Ali Mursyid," kata Kepala Desa Bulakrejo, M Zaenuri, Minggu (12/12/2021).

Dijelaskan Zaenuri, KH Ali Mursyid adalah seorang tokoh agama. Ia pernah menimba ilmu di berbagai pondok pesantren di Indonesia, termasuk di Bangil, Pasuruan. Ali Mursyid juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Bulakrejo.

"Pemiliknya dulu kepala desa dan tokoh agama. Pernah menimba ilmu dari berbagai pondok pesantren," jelasnya.

Ali Musryid, lanjut Zaenuri, juga seorang yang dikenal bisa mengobati orang sakit. Beberapa yang datang berobat berasal dari sejumlah kalangan.

"Tamunya bermacam-macam. Ada masyarakat sekitar, pengusaha, pejabat berbagai daerah," bebernya.

Mereka yang sembuh, kemudian datang untuk menyumbang semen, pasir, dan material bangunan lainnya. Sebab inilah, pembangunan lima tempat ibadah dilakukan secara berkala.

"KH Ali Mursyid tidak mempunyai keturunan, hingga meninggal pada tahun 2007 lalu," tambah Zaenuri.

Baca juga:
6 Tempat Ibadah dalam 1 Lokasi, Bukti Kerukunan Beragama di Surabaya

Rumah unik tersebut, dihuni oleh keponakan KH Ali Mursyid yaitu Ali Muslih. Berbeda dengan sang paman, Ali Muslih tidak dikenal sebagaimana Ali Mursyid yang seorang tabib.

"Pak Ali Muslih ini pernah tinggal di Arab Saudi cukup lama. Saat ini usianya sekitar 54 tahun dan belum menikah juga," jelas Zaenuri yang pernah menjadi cantrik KH Ali Mursyid.

Komplek rumah dan tempat ibadah itu dibuka untuk umum. Siapa saja yang berkunjung tidak dikenai biaya, asalkan datang dengan tujuan baik.

Sofyan Candra, salah satu pengunjung asal Trenggalek mengaku tertarik dengan bangunan unik di komplek tersebut.

Baca juga:
Umat Klenteng Tri Dharma Sumbernaga Probolinggo Gelar Sembayang Boto, Hormati Arwah Terlantar

"Penasaran saya sih. Bisa dijadikan tempat untuk refreshing dan menghilangkan penat dari kegiatan sehari-hari," akunya saat ditemui di lokasi.

Ia mengetahui adanya lokasi ini dari internet. Candra mengaku terkesan dengan adanya tempat ibadah yang berdiri berdampingan.

Imam, pengunjung lain menyatakan ketertarikannya terhadap keunikan rumah milik KH Ali Mursyid. Rumah tersebut diakuinya menunjukkan keberagaman dan toleransi antar agama di Indonesia.

"Ketika kita ke sini dengan latar belakang agama masing-masing lalu melihat ada rumah ibadah yang berdiri berdampingan, bisa memupuk kerukunan," pungkasnya.