Pixel Code jatimnow.com

Sopir Bus di Ponorogo dan Madiun Jalani Tes Urine

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Mita Kusuma
Tes urine di Terminal Caruban Madiun (Foto: Polres Madiun/jatimnow.com)
Tes urine di Terminal Caruban Madiun (Foto: Polres Madiun/jatimnow.com)

Ponorogo - Puluhan sopir bus di Kabupaten Ponorogo dan Madiun menjalani tes urine, Jumat (24/12/2021). Tes urine ini dilakukan oleh kepolisian.

"Ada 31 pengemudi dan kondektur yang dites di Terminal Seloaji Ponorogo. Tes dilakukan oleh Satresnarkoba Polres Ponorogo," ujar Kepala Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo, Eko Hadi Prasetyo, Jumat siang.

Hasilnya, kata dia, 31 orang yang dites menunjukkan hasil negatif. Dari jumlah itu, 98 persen adalah sopir maupun kernet bus antar kota antar provinsi.

"Seperti bus jurusan ke Jakarta, Bogor, Lampung, Denpasar dan Pekanbaru, " kata Eko di ruang kerjanya.

Untuk sopir bus antar kota dalam provinsi (AKDP), dia mengaku ada beberapa. "Yang jurusan Ponorogo-Surabaya 4 sampai orang saja itu tadi," terangnya.

Baca juga:
PTP Nonpetikemas Tes Urine Seluruh Pekerja, Ada Apa?

Kata dia, tes urine untuk sopir maupun kernet itu dilakukan berkala oleh Satresnarkoba Polres Ponorogo. Seperti jelang Lebaran, Natal dan tahun baru.

"Ya untuk antisipasi pengemudi maupun kondektur. Agar benar-benar terbebas narkoba dan miras," tambahnya.

Sementara, tes urine juga dilakukan di Terminal Caruban Madiun. "Kami lakukan. Apalagi dalam situasi pandemi. Yang terutama adalah keselamatan manusia," ujar Kasatresnarkoba Madiun, AKP Agung Darmawan.

Baca juga:
Bidpropam Polda Jatim Gelar Tes Urine Anggota Polres Gresik, Ini Hasilnya

Dia menjelaskan tidak ditemukan sopir maupun kernet yang terindikasi positif narkoba. Pelaksanaan tes urine ini secara random alias acak.

"Ya kan terminal Caruban bukan pemberhentian besar. Jadi kami ambil random. Hasilnya nihil," pungkasnya.

Bukan Penyakit, Ini Cara Bijak Dampingi Anak Autis
Peristiwa

Bukan Penyakit, Ini Cara Bijak Dampingi Anak Autis

Penggiat autisme Chusnur Ismiati Hendro menegaskan bahwa autisme bukan penyakit yang harus disembuhkan, melainkan kondisi yang perlu dikelola dengan pemahaman dan dukungan dari orang tua, guru, serta masyarakat.