Surabaya - Sebanyak 22 penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kota Surabaya mendapatkan pelatihan dan pendampingan terkait Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pelatihan yang digelar atas kerjasama Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) dengan Kementrian Sosial (Kemensos) itu dilaksanakan di Gedung G-Inspire, kampus setempat pada Senin dan Selasa, 24-25 Januari 2022.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk memperkuat ekonomi dan menciptakan wirausaha baru sekaligus menciptakan lapangan kerja di Surabaya.
Dalam teknisnya, 22 peserta itu mendapat materi berupa motivasi berwirausaha mulai perencanaan usaha, pemilihan ide usaha, proses produksi, pemasaran melalui sosial media, praktik berjualan di marketplace, pengelolaan keuangan usaha hingga pemberian pendampingan pembutan proposal usaha (bussines plan).
Staf Khusus Menteri Sosial, Luhur Budijarso menyampaikan pentingnya sebuah proses berwirusaha dimulai dari titik nol. Katanya, kegiatan ini diharapkan bisa memakmurkan usaha yang dijalankan para penerima PKH dan mempercepat proses keluar dari keterbatasan ekonomi dengan mewujudukan kemandirian ekonomi.
"Berwirausaha dan bekerja dengan hasil keringatnya sendiri ini sangat penting dan berpengaruh kepada kehidupan ke depannya. Jika bekerjanya dengan baik, pasti akan memberikan hasil yang baik dan begitupun sebaliknya," jelas Luhur, Selasa (25/1/2022).
Baca juga:
Universitas Ciputra Surabaya Gelar Konferensi Kewirausahaan Digital
Luhur menambahkan, presentase wirausaha di Indonesia masih mencatatkan angka yang rendah. Untuk itu, pelatihan dan pendampingan yang dilakukan dua hari ini diharapkan menjadi jawaban untuk mencetak pelaku usaha yang berdaya saing dalam persaingan global.
"Besar harapan saya, pelatihan dan pendampingan hari ini mampu meningkatkan presentase wirausaha di Indonesia khususnya di Kota Surabaya. Kita harus siapkan 22 UMKM yang hadir hari ini sebagai masa depan UMKM yang bertarung dan siap berkompetisi dan usahanya diakui. Kita siapkan pula produk UMKM ini mempunyai daya saing, inovasi dan nilai jual yang tinggi," papar dia.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Dede Nasrullah menyebut, program pendampingan kepada pelaku usaha UMKM ini merupakan program pertama kali yang bekerjasama dengan Kemensos, sehingga universitas akan memanfaatkan ini dengan sebaik-baiknya.
Baca juga:
Pemkot Pasuruan Dorong Perempuan Kepala Keluarga agar Berdaya
"Ke depannya saya berharap bahwa Kemensos akan terus memberikan kepercayaan kepada universitas sehingga kami terus bisa memberikan pelatihan sekaligus pendampingan kepada pelaku usaha, khususnya mereka yang produktif," ungkap Dede.
Dede menambahkan bahwa UMKM merupakan tulang punggung Bangsa Indonesia dan hal itu terbukti pada saat krisis Tahun 1998.
"Penopang perekonomian di negara ini adalah UMKM. Untuk itu UMKM harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dan upaya yang besar dari pelaku UMKM agar dapat bersaing. Saya berharap bahwa pelatihan dan pendampingan ini tidak selesai di Surabaya, tapi bisa merambah Jawa Timur. Terlebih kepada seluruh pelaku usaha di Indonesia," tandas Dede.