Pixel Codejatimnow.com

Bingung Cari Bingkisan Imlek di Ponorogo? di Sini Tempatnya

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Mita Kusuma
Firsta Devi menunjukkan puding bingkisan Imlek hasil produksinya. (Foto-foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Firsta Devi menunjukkan puding bingkisan Imlek hasil produksinya. (Foto-foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Berbagi bingkisan saat perayaan tahun baru China, Imlek, sudah menjadi tradisi. Namun di Ponorogo masih sulit mencari penjual bingkisan Imlek.

Peluang ini ditangkap Firsta Devi. Warga Grand Sapphire Residence mencoba membuka usaha bingkisan Imlek tahun ini. Firsta membuat puding panjang umur dan murah rezeki. Hasilnya cukup mengejutkan. Baru sepekan membuka, sudah ada puluhan pesanan yang masuk.

Saat ditemui di rumahnya, wanita berusia 36 tahun ini sudah mulai sibuk menata puding setengah jadi. Tangan mungilnya cekatan berbagai buah penghias puding.

Tak hanya itu, pernak-pernik Imlek pun terlihat di dalam puding buatannya. Ada tulisan China, Shou yang artinya panjang umur dan Fu artinya murah rezeki.

Firsta berkisah awal mulanya dia membaca peluang ini adalah dulu dirinya seorang marketing di salah satu bank swasta di Bumi Reog. Setiap perayaan Imlek, selalu mengirimkan bingkisan kepada para nasabahnya, yang kebanyakan adalah etnis Tionghoa.

"Selama 13 tahun setiap Imlek saya selalu bingung hampers atau bingkisan buat nasabah. Saya harus ke Surabaya untuk mendapatkan hampers terbaik," ujar Firsta, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (29/1/2022).

Diceritakan, dia berangkat ke Surabaya dan kembali ke Ponorogo dalam waktu sehari. Mencari berbagai bingkisan di Kota Pahlawan dan kembali ke Ponorogo. Kondisi mobilnya ber-AC agar bingkisan yang dibeli tidak meleleh.

Dari situ, dia mengaku belajar ada peluang. Pasalnya yang berkirim bingkisan saat Imlek tidak hanya bank yang dia bekerja. Juga ada bank lain melakukan hal yang sama.

"Ada juga 'kan dari luar kota yang ingin berkirim hampers ke keluarganya di Ponorogo. Ya saya coba-coba saja," tuturnya.

Baca juga:
Jadwal Imlek 2575 Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri, Tahun Ini Tanpa Barongsai

Dia mengaku keluar dari bank setelah mendapat izin dari sang suami. Kemudian menggeluti penjualan bingkisan berupa puding. Awal dia buka, orderan hanya untuk teman-teman kenalannya. Yakni rekan-rekan di tempat dulu dirinya bekerja.

Saat ada rekan yang ulang tahun, pimpinan cabang pesan kepada dirinya. Kemudian setiap ada nasabah yang merayakan ulang tahun juga demikian.

Puncaknya, kata dia, saat perayaan Natal 2021 lalu. Pemesanan mencapai 40 bingkisan puding. Dia mengaku omsetnya mencapai Rp20 juta saat itu.

"Saya beruntung karena mantan marketing. Bisa memasarkannya sendiri. Kemudian mantan nasabah saya banyak. Akhirnya pesan ke saya," jelasnya.

Firsta menjelaskan, membuat bingkisan puding itu tidak sulapan. Dulunya saat masih aktif bekerja di bank, sepulang kerja dia menyempatkan untuk belajar. Dia melihat berbagai resep baik itu di Instagram maupun di media sosial lain. Kemudian dia mencoba, sekali dua kali gagal hingga menemukan style-nya.

Baca juga:
Pemkot Malang Fokus Kendalikan Inflasi Jelang Pemilu dan Imlek 2024

Untuk bahan, Firsta bahkan rela berburu ke Kota Madiun. Pasalnya, tidak semua bahan bingkisan puding ini didapat dengan mudah di Ponorogo

"Bahan standar, sih. Tapi seperti lecy, lecy degan, coklat yang istimewa kan di Ponorogo jarang ada. Makanya kalau pas pesanan banyak saya mending beli di Kota Madiun, " tegasnya.

Dia menerangkan, puding Imleknya ada berbagi ukuran. Mulai dari diameter 18 cm, 20 cm, 22 cm hingga 24 cm. Perihal harga, cukup terjangkau. Mulai dari Rp100 ribu hingga Rp250 ribu.

Masih bingung mau kirim bingkisan saat Imlek? Mungkin ini salah satu pilihannya untuk warga Ponorogo.