Tuban - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan panen klengkeng milik Kelompok Tani (Poktan) Ngudi Tirto Makmur di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Selasa (1/2/2022).
Khofifah mengapresiasi sistem pertanian tumpang sari (tripple cropping) yang dilakukan di kebun klengkeng tersebut.
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan.
Khofifah menjelaskan bahwa sistem tumpang sari yang dilakukan di kebun ini menggunakan teknik tripple cropping, yaitu selain klengkeng, adapula tanaman cabai serta budidaya madu atau ternak lebah.
Menurutnya, hal ini mampu menjadi daya tarik bagi agrowisata khususnya di pedesaan. Bahkan diharapkan bisa menjadi referensi bagi daerah lain.
"Potensi tumpang sari antara klengkeng, cabai dan madu ini sangat luar biasa. Ini jadi daya tarik bagi agrowisata pedesaan 6ang sangat edukatif dan pastinya ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar terutama para petani," terang dia.
"Bahwa profit dari sistem tumpangsari disini baik klengkeng, cabai dan madu ini bisa menjadi referensi bagi daerah lain. Bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis desa ini juga bisa dirintis sebagai desa wisata berbasis agro," sambung Khofifah.
Khofifah menuturkan, jenis kelengkeng yang ditanam di Desa Sugihan ini adalah jenis kateki, salah satu varietas klengkeng terbaik dan memiliki pangsa pasar sangat besar.
Baca juga:
Panen Raya Padi di Situbondo, Pj Gubernur Dorong Peningkatan Benih Varietas Unggul
"Ditambah di sini telah memakai net atau jaring yang menutupi area atas kebun. Jadi tidak perlu dibrongsong lagi di setiap pohon. Dan ini menjadi lebih efisien lagi. Serta menghemat tenaga dan waktu sekaligus melindungi dari hama kelelawar atau burung," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah menyampaikan bahwa saat ini Pemprov Jatim sedang menyiapkan format pinjaman atau kredit dengan subsidi bunga melalui Bank UMKM Jatim.
Di mana masing-masing hanya boleh meminjam maksimal Rp 10 juta dan akan mendapatkan subsidi bunga, sehingga bunga yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah 3 persen per tahun.
"Subsidi bunga ini berasal dari APBD Pemprov Jatim. Jadi kredit Rp 10 juta tapi bunganya hanya 3 persen per tahun karena disubsidi oleh pemprov. Dan kami harapkan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku UMKM kita khususnya kategori ultra mikro dan mikro," papar dia.
Baca juga:
Panen Raya di Ponorogo, Transformasi Lahan Kering jadi Sumber Padi Berkah
Sementara ketua kelompok petani klengkeng, Wiyono menyebut bahwa pemerintah baik Pemkab Tuban maupun Pemprov Jatim terus memberikan perhatian dalam pengembangan budidaya klengkeng. Dirinya berharap, perhatian dari pemerintah ini mampu meningkatkan produksi klengkeng di daerahnya.
"Terimakasih dukungan dan perhatian baik dari Ibu Gubernur Jatim maupun Pak Bupati Tuban. Harapan kami kebun klengkeng di desa ini terus berkembang dan hasilnya terus meningkat," tutur dia.
Luas kebun kelengkeng di desa ini kurang lebih 50 hektar dengan jumlah pohon 5.000 sampai 6.000 pohon. Dalam satu tahun, pohon klengkeng ini secara bergantian, tiga hingga empat kali panen, di mana satu pohon sekali panen mampu menghasilkan buah klengkeng antara 50-60 kilogram, setara Rp 1-2 juta.
Dalam kunjungan ini, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Tuban, Dandim, Kapolres, Kadis Perindag, Kadis Pertanian, Kadis Perkebunan, Kepala Bakorwil Bojonegoro serta Karo Perekonomian.