Pixel Codejatimnow.com

Khofifah Sebut Rantai Distribusi Jadi Biang Kelangkaan Minyak Goreng

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Sahlul Fahmi
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau operasi pasar minyak goreng di Kantor UPT Bapenda Jatim Jalan Panglima Sudirman Gresik (Foto: Humas Pemkab Gresik)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau operasi pasar minyak goreng di Kantor UPT Bapenda Jatim Jalan Panglima Sudirman Gresik (Foto: Humas Pemkab Gresik)

Gresik - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja di Gresik, Jumat (4/2/2022). Selain meninjau operasi pasar minyak goreng, Khofifah juga mengunjungi perajin tenun.

Dalam kunjungan pertamanya, Khofifah meninjau operasi pasar minyak goreng di Kantor UPT Bapenda Jatim Jalan Panglima Sudirman Gresik. Operasi pasar digelar untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap minyak goreng yang akhir-akhir ini mengalami kelangkaan.

Dalam operasi pasar ini, Pemprov Jatim menyediakan 1.000 paket minyak goreng murah. Per paketnya berisi dua liter minyak dengan harga per liter Rp 12.500.

Khofifah mengatakan, bila mengacu hitung-hitungan sebenarnya, pasokan minyak di Jatim masih surplus.

"Produksi minyak goreng di Jatim mencapai 62.000 ton per bulan. Sementara kebutuhan masyarakat 59.000. Artinya seharusnya kita masih surplus," ungkap Khofifah.

Baca juga:
Keren, Polres Pacitan Produksi Minyak Goreng dari Kelapa untuk Dibagikan Gratis

Terkait kelangkaan minyak goreng, Khofifah secara tegas menyebut bukan persoalan pasokan. Karena sebetulnya produksi di Jatim sudah mencukupi bahkan lebih.

"Ada missing link di rantai distribusi. Ini yang harus diurai dengan mendorong regulasi supaya harganya sesuai ketetapan. Apalagi pemerintah pusat sudah menganggarkan subsidi sebesar Rp 3 triliun," papar dia.

Baca juga:
Khofifah Sebut 4 Ribu Ton Minyak Goreng Siap Didistribusikan Pekan ini

Sementara saat mengunjungi perajin tenun di Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Khofifah mengaku kagum. Dia bahkan langsung memesan kain tenun hasil perajin setempat untuk dijadikan seragam.

"Semoga hasil tenun di Desa Wedani bisa menjadi inspirasi bagi daerah penghasil tenun lain," ungkap Khofifah.