Ponorogo - Sudah setahun sejak ambrol pada Februari 2021, jembatan penghubung di Dusun Gisen dengan Dusun Krajan, Desa Pohaman, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, tak kunjung mengalami perbaikan. Warga secara swadaya pun membangun jembatan berbahan anyaman bambu.
Jembatan ala kadarnya itu, untuk membantu aktivitas warga, seperti anak-anak berangkat ke sekolah, atau warga lain yang hendak ke dusun tetangga.
Pantauan jatimnow.com di lokasi, beberapa siswa SDN 1 Pohaman tampak melintas dengan hati-hati. Sebab sisi kanan dan kiri jembatan hanya dilengkapi pengaman dan penyangga yang juga dari bambu.
Jembatan ini sangat penting untuk menunjang aktivitas warga sekitar. Namun karena jembatan besek tak mampu dilintasi kendaraan, mereka yang ingin ke pasar atau menuju lokasi lain, harus memutar sejauh 3 kilometer.
"Saya takut kalau sewaktu-waktu ambrol," ujar Budianto, salah seorang warga.
Baca juga:
TPT Jembatan Penghubung Antar Desa di Lamongan Rusak, Warga Tutup Akses Roda 4
Budianto pun terpaksa mencari jalan lain jika ingin ke Pasar Sugihan atau ke dusun sebelah, termasuk memilih memutar sejauh 3 kilometer.
"Ya kalau apa-apa, ya sulit," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Krajan, Pamujianto, menyebut, warga sudah dua kali memperbaiki jembatan besek bambu itu sembari menunggu respon pemerintah setempat agar jembatan segera diperbaiki.
Baca juga:
DPU Bina Marga Lamongan Diminta Sigap Bangun Jembatan Tiwet yang Ambruk
"Sejak Februari 2021 ambrolnya. Ya pemandangan seperti ini setiap hari. Siswa SDN 1 Pahoman melintasinya," ujar Pamujianto, Jumat (11/2/2022).
"Sudah ada pengajuan perbaikan tapi belum ada respon. Ya kami seadanya aja membangun ini," pungkasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-41658-setahun-ambrol-siswa-di-ponorogo-pergi-sekolah-lewati-jembatan-bambu