Pixel Codejatimnow.com

Misteri Hantu Kepala Buntung dan Noni Belanda di Makam Mister Dinger Kota Batu

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Achmad Titan
Makam Dinger di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (Foto: Pemdes Tulungrejo for jatimnow.com)
Makam Dinger di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (Foto: Pemdes Tulungrejo for jatimnow.com)

Batu - Ada makam yang memiliki aura mistis sangat kuat berada di Kota Batu. Lokasinya di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Bangunan tua bekas markas tersebut membuat aura mistis Makam Mister Dinger semakin kental. Dia diyakini sebagai tuan tanah di masa penjajahan Belanda.

Menurut warga setempat di sana sering terlihat penampakan hantu kepala buntung. Terlebih kondisinya sudah tak terawat, dengan cat temboknya yang sudah kusam. Banyak tumbuh semak belukar di halamannya. Hal itu membuat kesan angker semakin terasa.

Selain misteri hantu kepala buntung, di area Makam Mister Dinger ini kerap terlihat penampakan lain, seperti noni Belanda berbaju merah yang kerap terlihat duduk di jendela. Sering juga terdengar suara noni yang bernyanyi dalam Bahasa Belanda.

Yang membuat lebih misterius lagi, di dalam gedung tua tak berpenghuni itu terdapat sebuah lantai yang dipenuhi oleh bercak darah. Bekas bercak darah tersebut menempel di lantai ubin di salah satu ruangan yang tak diketahui fungsinya ketika gedung tersebut masih aktif digunakan Mister Dinger.

Cerita yang beredar, sosok hantu kepala buntung yang kerap menampakkan wujudnya kepada warga yang melintas di depan Makam Mister Dinger ini tak bisa bicara.

Baca juga:
Spoiler One Piece Episode 1092: Teka-teki Pulau Egghead dan Dr Vega Punk

Hantu Kepala Buntung itu berusaha menunjukkan bahwa dirinya merupakan korban pemenggalan, dan kepalanya dikubur di dekat makam si tuan tanah. Darah yang membekas di lantai ubin tadi diakuinya sebagai bercak darah akibat peristiwa pemenggalan tersebut.

Konon Mister Dinger merupakan sosok yang berpostur tinggi, tampan. Kelakuannya kejam terhadap warga pribumi, sebagaimana umumnya seorang penjajah.

Ia merupakan sosok pemimpin pasukan yang bertugas menguasai kebutuhan bahan pokok dari rakyat sekitar Bumiaji, untuk dibawa ke negerinya, Belanda. Para pengikutnya berjumlah sekitar 100-200 orang, yang tak hanya berasal dari Belanda, tapi juga para pribumi.

Baca juga:
Arah Dukungan Gusdurian, Pohon Menangis, Happy Ending

Mister Dinger kerap melakukan perbudakan terhadap warga pribumi, gemar menyiksa, bahkan tak segan membunuh. Ia berkuasa mulai sekitar tahun 1880-an hingga meninggal dan dimakamkan di dekat bekas gedung markasnya pada tahun 1917.

Tapi menurut Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, informasi dari sesepuh desa, bercak darah yang menempel di lantai ubin gedung tua itu merupakan darah si Mister Dinger usai kepalanya dipenggal oleh seorang pendekar pribumi.

"Pendekar tersebut diyakini masih ada kaitannya dengan Mbah Batu, yang tak lain dan tak bukan adalah sesepuh Kota Batu," tutupnya.