Pixel Codejatimnow.com

Perkuat Ekonomi Perdesaan, Pemprov Jatim Gelar Kampoeng Kreasi

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Jajeli Rois
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau stan Kampoeng Kreasi.(Foto: Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau stan Kampoeng Kreasi.(Foto: Humas Pemprov Jatim)

Surabaya - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Jawa Timur (Jatim) kembali menggelar Kampoeng Kreasi. Even berlangsung di Atrium Utama Royal Plaza Surabaya, pada 3-6 Maret 2022. Pameran kali ini bertajuk “Memperkuat Ekonomi Perdesaan Menuju Optimis Jatim Bangkit.”

Kampoeng Kreasi 2022 memasuki tahun ketiga. Semenjak digelar kali pertama pada 2020, kini telah menjadi kegiatan tahunan Dinas PMD Jatim. Tujuannya untuk mendorong peningkatan ekonomi perdesaan di Jatim.

Terdapat 34 stan peserta di Kampoeng Kreasi tahun ini. Mereka menyajikan produk-produk unggulan daerah masing- masing. Para peserta meliputi Pelaku Usaha Ekonomi Masyarakat (PUEM), Badan Usaha Milik Desa (BUM DESA), Lembaga Pembiayaan, hingga Komunitas dan Asosiasi Pelaku Usaha (Fashion, Craft, Food) di Jatim.

Selain menyajikan produk UMKM, venue pameran menggelar sejumlah kegiatan. Antara lain pelatihan branding dan kemasan, kurasi produk, export center, workshop sinando (Sinau Nang Ndeso) Batik Sidoarjo, anyaman sintetis Jombang, dan demo memasak resep tradisional Jatim. Termasuk talkshow inspiratif & succsess story, demo membatik untuk para pengunjung.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sempat meninjau stan pameran di Kampoeng Kreasi. Ia mengatakan bahwa pameran semacam ini salah satu fungsinya sebagai center inovasi dan kreatifitas produk UMKM. Karena itu, harus ada stan khusus klinik BUN Desa di setiap ekspo produk UMKM.

"Peserta pameran bisa langsung berkonsultasi dengan klinik BUM Desa tentang bagaimana mengembangkan produknya. Misalnya, produk UMKM tersebut ingin ekspor. Maka usai pameran bisa langsung ditindaklanjuti," katanya.

Baca juga:
2 Faktor Pendukung Indeks Kesalehan Sosial Jatim Meningkat

Khofifah menyontohkan ada penjual pisang Cavendish dari Nganjuk yang ingin produknya dapat tembus ke pasar ekspor. Namun bibit dan lahannya belum disertifikasi.

"Di sinilah fungsi klinik BUM Desa untuk memfasilitasi persyaratan agar produk pisang Cavendish bisa lolos ke pasar ekspor," jelas Khofifah.

Dalam setiap pameran juga harus ada tim identifikasi. Mereka harus berkeliling untuk menemukan produk-produk yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Baca juga:
Bedanya Zakat melalui Baznas: Kontribusi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

"Saya setiap kali ada pameran selalu berusaha berkeliling ke stan. Salah satunya juga untuk menemukenali produk-produk yang mungkin bisa dikembangkan, untuk disambungkan kepada stakeholder yang berkepentingan," ujar Khofifah.

Dalam even tersebut, Dinas PMD Jatim meneken perjanjian kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim. Kerja sama dijalin dalam rangka pengembangan BUM Desa Go Eskspor.

Tak ketinggalan, pameran kali ini diramaikan dengan beragam sharing dan diskusi BUM Desa Go Export bersama Ketua Umum KADIN Jatim Andik Dwi Putranto, Kepala Dinas PMD Jatim Soerkaryo, Kepala Pengelola Export Center Thomas S. Kaihatu, Direktur KADIN Institute, Nurul Indah Susanti, dan Direktur Rumah Kurasi, Setyohadi.