Pixel Codejatimnow.com

Keluh Emak-emak Pedagang di Surabaya: Mikir Minyak Goreng Untuku Sampek Loro

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Zain Ahmad
Vivi, salah pedagang minyak goreng dan kebutuhan pokoknya lainnya di Pasar Tradisional Wonokromo Surabaya (Foto: Zain Ahmad/jatimnow.com)
Vivi, salah pedagang minyak goreng dan kebutuhan pokoknya lainnya di Pasar Tradisional Wonokromo Surabaya (Foto: Zain Ahmad/jatimnow.com)

Surabaya - Para penjual kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Wonokromo mengaku pusing tujuh keliling dengan harga minyak goreng kemasan yang kini ugal-ugalan. Seorang emak-emak yang berjualan di pasar ini mengaku sampai sakit gigi, gegara mikirin minyak.

"Emboh lah mas, gara-gara mikir minyak iki untuku sampek loro. Wis dodolan sepi. Ajor. (Nggak taulah mas, gara-gara mikir minyak ini gigiku sampai sakit. Sudah jualan sepi. Hancur)," ungkap Vivi yang saat itu memakai obat sakit gigi di pipi kirinya saat ditemui jatimnow.com di lapaknya di Pasar Wonokromo, Jumat (18/3/2022).

Vivi menyebut, untuk minyak goreng kemasan ia jual dengan harga Rp 48 ribu per dua liter. Sementara minyak curah, per satu liternya dijual Rp 22 ribu.

"Saya jual segitu aja, untungnya cuma seribu dua ribu. Sulit baget kulaknya. Kadang datengnya itu seminggu sampai dua minggu sekali. Karena saya kulakan dari tangan kedua," ujarnya.

Wanita 47 tahun ini pun berharap kepada pemerintah agar harga minyak goreng segera dijual secara normal. Sebab sangat menyulitkan bagi dirinya dan juga penjual-penjual lainnya.

"Apalagi sebentar lagi mau bulan puasa. Kasihan kita (pedagang) dan ibu-ibu rumah tangga kan mas. Kalau harganya mahal terus, gimana kita bisa masak nanti," tuturnya.

Baca juga:
Pejabat Kemendag hingga Komisaris PT Wilmar Jadi Tersangka Mafia Minyak Goreng

Seperti diketahui, pemerintah sempat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng pada 1 Februari 2022. HET minyak goreng curah diketahui Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter dan premium Rp 14.000 per liter.

Regulasi ini dikeluarkan untuk menekan harga minyak goreng yang melambung. Saat itu pemerintah menjanjikan subsidi hingga 6 bulan. Hasilnya, minyak goreng raib di pasaran.

Gagal dengan strategi itu, pemerintah putar haluan. Kini pemerintah mencabut kebijakan HET dan mempersilakan semua pedagang menjual dengan harga keekonomian alias bebas. Tujuannya untuk memberantas penimbunan. Apa yang terjadi? Pasar dipenuhi dengan minyak goreng kemasan dengan harga selangit. Masyarakat kian pusing.

Baca juga:
Diserbu Warga, Minyak Goreng Curah 30 Ton di Malang Ludes Setengah Hari

Harga minyak goreng kemasan sendiri langsung melambung tanpa kontrol setelah dicabutnya HET. Menurut data Sistem Informasi milik Pemprov Jatim, harga rata-rata minyak goreng kemasan merek Bimoli Rp 20.778 per liter. Harga rata-rata tertinggi di Lumajang, Magetan dan Sampang Rp 24.000 per liter dan terendah di Gresik dan Situbondo Rp 18.000 per liter.

Harga minyak goreng curah pun tak mau kalah. Meski sudah diberikan HET Rp 14.000 per liter, harga rata-rata minyak goreng curah di Jatim Rp 17.005. Harga rata-rata tertinggi di Ponorogo Rp 20.500. Sedangkan terendah di Kota Madiun Rp 13.500 per liter. Harga ini berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jatim per Kamis (17/3/2022).