Pixel Codejatimnow.com

Pemuda Asal Kota Batu Hidup Mandiri dengan Berjualan Barang Antik

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Titan
Nur Syafri Anas Dwiguna (22) bisa hidup mandiri hingga kuliah dari menjual barang bekas unik dan kuno.(Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Nur Syafri Anas Dwiguna (22) bisa hidup mandiri hingga kuliah dari menjual barang bekas unik dan kuno.(Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

Kota Batu - Nur Syafri Anas Dwiguna hidup sebatang kara. Ia pun mencari nafkah sendiri sejak usia belia. Termasuk untuk membiayai kuliah. Semuanya dilakukan dengan cara menjual barang-barang antik.

Anas tinggal di Jalan Wijaya Kusuma, Nomor 66, Dusun Sekar Putih, Desa Pendem, Kota Batu. Di rumahnya tampak berjajar sejumlah barang antik. Di antaranya kaset tape, piringan hitam, jam dinding kuno, kamera analog, baju batik, mobil dan sepeda motor kuno, serta timbangan.

Pemuda 22 tahun itu memang penghobi barang-barang antik. Tak sekadar dikoleksi, tapi barang-barang itu juga dijual. Dari situlah, Nur Syafri mendapatkan rupiah. Bahkan bisa membiayai kuliah secara mandiri.

Anas tak hanya menjual barang-barang antik secara offline, tapi juga online. Koleksi barang-barangnya bisa dilihat di akun Instagram @batubarang. Sedangkan untuk berjualan secara offline, ia sering berkeliling kota dengan mengendarai sepeda motor Yamaha V80.

Saat ditemui, Anas sempat bercerita tentang kecintaan terhadap barang antik. Ia mulai akrab dengan barang kuno sejak dirawat kakek dan nenek setelah kedua orang tuanya meninggal beberapa tahun lalu.

"Jadi awal jualan ketika saya ke sekolah saat SMA mengenakan barang-barang kuno. Lalu teman saya banyak yang penasaran dan tertarik. Lalu mereka pun menanyakan harganya. Dari situ terbesit kenapa tidak berjualan seperti ini," kata Anas saat berada di rumahnya, Sabtu (2/4/2022).

Baca juga:
Pj Wali Kota Batu Beri LVRI Dana Hibah Operasional Rp50 Juta, Ini Pesannya

Selanjutnya, Anas mulai memperkenalkan barang antik yang dimiliki kepada teman sebaya. Dari situ, satu demi satu barangnya terjual. Saat masuk bangku kuliah, ia mulai mengenal jejaring para pemburu barang kuno.

"Mulai itulah saya konsentrasi untu mengomersilkan secara masif. Kalau dulu hanya terbatas pada pertemanan, sekarang jauh lebih luas. Apalagi pemasaran online jauh lebih mudah," imbuh Anas yang kini kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Untuk harga cukup beragam, mulai dari Rp50 ribu sampai puluhan juta rupiah per unit. Misalnya daun jendela yang harga pada umumnya Rp100 ribu. Jika kayunya bagus, seperti jati, harganya bisa jutaan. Sebab daun jendela banyak diburu orang-orang yang memiliki usaha kuliner.

Baca juga:
Disperpusip Kota Batu Raih Penghargaan Pengawasan Kearsipan Eksternal 2023

"Para pemilik kafe sering mencari daun jendela untuk kebutuhan hiasan interior. Itulah alasannya penjualnnya cukup laku keras," ucapnya.

Hobi yang menjadi usaha itupun akhirnya bisa membuat Anas mandiri. Meskipun dia terkadang juga masih dibantu sanak keluarga lainnya. Mimpi Anas saat ini adalah bisa mengubah rumah yang diinggali menjadi sebuah galeri.