Pixel Codejatimnow.com

Ramadan Now

Catatan Ramadan Hari Kedua di Madinah

Editor : Zaki Zubaidi  
Asrorun Niam Sholeh. (Foto: Dokumen pribadi)
Asrorun Niam Sholeh. (Foto: Dokumen pribadi)

Oleh: Asrorun Niam Sholeh

BAGI para peziarah yang hendak menempuh perjalanan dari Mekkah ke Madinah (atau sebaliknya) bisa menggunakan moda kereta api, yang jarak tempuhnya relatif lebih cepat.

Kalau biasanya kita mengendarai mobil, waktu perjalanan  lebih 5 jam. Sementara, waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan Mekkah - Madinah hanya 2 jam 25 menit, dengan kecepatan 300 km/jam. Perjalanan dari Mekkah ke Madinah berhenti di 2 stasiun, yaitu Jeddah (Airport King Abdul Aziz) dan stasiun pusat bisnis Rabigh.

Di sore hari jelang buka puasa, panitia Ifthar Shaim di Masjid Nabawi menyiapkan sajian buka puasa untuk kurang lebih 1 juta muslim, dalam waktu yang sangat singkat. Dimulai setengah jam usai shalat Ashar berjamaah, Tim Ifthar Shaim menjalankan tugasnya dengan sigap.

Menggelar "sufrah", plastik tempat alas makan yang dihampar di atas karpet masjid; yang  multifungsi, bisa untuk tempat makan, pelindung karpet dari noda sisa makanan, sekaligus tempat "sampah" bungkus dan sisa makanan.

Tim Ifthar Shaim ini ada yang berasal dari para relawan, dari mahasiswa, dan bahkan ada yang pelajar SLTA dan SLTP. Saya sempat sekilas dengan relawan dari yang awalnya saya kira mahasiswa, namun dari hasil diskusi diketahui kalau dia pelajar SMP, di sebuah madrasah di Kota Madinah.

Saat Maghrib tiba dan muazin mengumandangkan azan Maghrib, seluruh umat Islam yang hadir berbuka puasa bersama.

Menunya seragam; kurma sukkari sebanyak 7 butir, fresh yoghurt (zabadi) plus dukkah madini (bumbu untuk dicampurkan ke zabadi), satu roti gandum, dan sebotol zamzam. Beberapa orang juga membagikan teh dan kopi. Seluruh jamaah makan dengan serentak. Kurang lebih 10 menit, makan harus selesai.

Hari ini azan Maghrib jam 18.39 WAS, buka puasa dimulai, dan pesta harus usai 10 menit berikutnya, atau jam 18.49.

Dan dalam waktu sekejap, tim Ifthar Shaim kembali menjalankan tugas. Dibantu tim kebersihan masjid, mengangkat hidangan yang telah disantap, beserta plastik "sufrah" serta mengevakuasinya ke palstik besar untuk dibuang. Dalam waktu tak lebih 3 menit, masjid kembali bersih selanjutnya iqamat dikumandangkan untuk melaksanakan salat Maghrib berjamaah. Jam 18. 54 iqamat dikumadangkan untuk dimulai salat Maghrib berjamaah.

Baca juga:
Kuliner Ceker Setan untuk Berbuka Puasa di Ponorogo, Penyuka Pedas Pasti Suka

Di antara Ashar dan Maghrib, ada beberapa majlis taklim yang dilaksanakan di dalam Masjid Nabawi. Ada kiai yang menyampaikan materi pengajaran keagamaan, diikuti oleh para jamaah yang berkenan ikut pengajian. Tentu dengan bahasa Arab.

Bagi yang tidak mau ikut majelis taklim, untuk menunggu Maghrib, jamaah bisa mengaji Al quran, bisa ziarah ke makam Rasulullah SAW, ziarah ke makam Baqi, atau sekadar jalan menunggu Maghrib seperti menyaksikan ditutupnya payung raksasa usai Ashar jelang matahari tergelincir.

Sementara, payung raksasa pelindung jamaah dari terik matahari terbuka secara serentak di pagi hari. Kurang lebih satu jam usai Subuh, saat matahari sudah muncul dari peraduan. Tapi yang perlu diingat, kalau mau buka bersama di dalam masjid, masuklah lebih awal, karena jika kapasitas sudah penuh anda akan ditolak masuk. Demikian juga saat hendak ikut salat Tarawih di dalam masjid. Jika  terlambat masuk, Anda harus bersiap salat di halaman masjid.

Saat ini, pertokoan belum pulih sepenuhnya. Masih banyak yang tutup. Beberapa yang buka, sebagian baru mulai men-display barang daganganya.

Dari salah satu pedagang pakaian di kawasa Taiba Suites, diperoleh informasi kalau dia baru buka tiga hari yang lalu. Di dua hari puasa ini, toko yang sudah buka, untuk pagi hingga sebelum Zuhur mereka tutup. Setelah Zuhur baru mulai buka, hingga jam 2 pagi.

Baca juga:
Resep Kolak Ubi Ungu yang Manis, Segar dan Praktis untuk Menu Takjil

Setiap salat rawatib, seluruh toko tutup, untuk ikut berjamaah. Kabar baiknya, bagi yang suka shopping, saat salat Tarawih, toko-toko diperkenankan buka. Tapi ini jangan bilang-bilang ya hehe...

Hanya info, bukan menganjurkan berbelanja. Barangkali ada kebutuhan mendesak seperti beli obat-obatan. Oh ya, cuaca di sini normal seperti di Indonesia, namun udara kering, jadi kulit bisa kering bersisik dan bibir bisa pecah-pecah. Jangan lupa bawa sunblock, pelembab, dan lip gloss, serta vitamin secukupnya.

Bagi yang akan berkunjung ke Raudhah, disarankan bisa ambil waktu malam hari, sekitar dua jam usai Tarawih, untuk menghindari antrean panjang. Untuk jamaah perempuan, waktunya disediakan mulai waktu Dhuha hingga sebelum Zuhur.

Sementara, jelang Maghrib hingga Isya, waktu kunjung ke Raudhah dan ziarah ke makam Baginda Rasul SAW ditutup sementara.

*) Penulis adalah Katib Syuriah PBNU