Pixel Codejatimnow.com

Wahyu "Si Raja Sawer' Banyuwangi Koleksi 150 Motor, Begini Wujudnya

 Reporter : Erwin Yohanes
Wahyu bersama motor koleksinya.
Wahyu bersama motor koleksinya.

jatimnow.com - Wahyu Widodo (57) sempat booming di media sosial atas video viralnya yang ditonton ribuan netizen. Hebohnya, dirinya mengaku 16 kontainer duit datang setiap hari.

Saat dikonfirmasi di rumahnya di bilangan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, ia mengaku mempunyai koleksi motor mulai rakitan 1970 sampai 1990-an.

Dari pengakuannya yang direkam jatimnow.com, pria yang lahir 1961 itu blak-blakan mempunyai 150 unit motor berbagai jenis dan merek.

Baca juga: Video: Melihat Isi Rumah Wahyu 'Raja Sawer'

Motor-motor tersebut, sebagian disimpan di halaman rumahnya dan dibiarkan tak terawat hingga nyaris tertutup abu serta sarang laba-laba.

"Motor-motor ini saya koleksi sejak tahun 1981. Waktu itu (salah satu motor) saya gunakan jualan balon keliling di Solo Jawa Tengah," kata suami dari anggota DPRD Banyuwangi dari Fraksi Partai Demokrat, Senin (2/7/2018).

Baca juga:
Diduga Cemarkan Nama Baik, Wahyu 'Raja Sawer' Dilaporkan ke Polisi

Sejumlah 150 motor koleksinya sengaja tidak dijual lantaran, menurutnya, tiap motor memiliki sejarah dan kenangan masa-masa sulitnya. Belum setenar dan sekaya ini.

Dari penelusuran di lapangan, Wahyu si Raja Sawer alias Raja Sengon mengkoleksi mulai Yamaha 100, Honda GL 100, Yamaha L-2 Super, Honda C-70, hingga Suzuki Bravo rakitan tahun 1994. Masih banyak lagi jenis dan merek lainnya.

Baca juga:
Video: Melihat Isi Rumah Wahyu 'Raja Sawer'

Lantas, bagaimana dengan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) koleksi yang 150 unit itu?

"Tak jarne tok, ada yang 10 tahun, karena kadang-kadang surate gak enek, enek BPKB ne tok, enek STNK ne tok. Biasa sepeda lawas kok, (Saya biarkan saja, ada yang 10 tahun, karena kadang-kadang suratnya tidak ada. Dan ada yang BPKB-an saja, STNK-an saja. Biasa sepeda lawas kayak gitu," ungkapnya, Rabu (4/7/2018) pagi kepada jatimnow.com via telepon.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Erwin Yohanes