Malang - Kapolres di Malang Raya melakukan dialog dengan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya di Mapolresta Malang Kota. Pada kesempatan tersebut, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat menyoroti isu bunuh diri di Malang Selatan yang masih tinggi.
"Kemarin ada yang datang kepada saya dan mengajak diskusi terkait riset yang menunjukkan bahwa angka bunuh diri di Malang Selatan masih tinggi," bebernya saat mengikuti dialog bersama, Rabu (20/04/2022).
Untuk itu, Ferli akan mencoba membawa isu ini kepada Bupati Malang Muhammad Sanusi. Tingginya angka bunuh diri di Malang Selatan salah satunya disebabkan tingkat kemiskinan yang masih tinggi.
"Saya berharap masukan dari teman-teman akademisi seperti ini bisa memberi progres untuk isu-isu lokal yang tengah terjadi. Rekan-rekan tentunya paham bahwa nilai pertumbuhan ekonomi yang ada di Kabupaten Malang misalnya, masih jauh dari wilayah Malang Kota maupun Kota Batu," bebernya.
Baca juga:
Marak Bunuh Diri di Surabaya, Waspadai Gejala Ini Rek!
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Kabag Humas Polres Malang IPTU Ahmad Taufik mengungkapkan sepanjang akhir 2021 sampai 2022 setidaknya ada 10 kasus bunuh diri. Pada Februari 2022 saja ada 2 orang bunuh diri. Ini adalah yang tertinggi dari bulan-bulan lain.
"Kalau ditotal jumlah kejadian mulai dari akhirnya 2021 sampai 2022 ada kurang lebih 10 kasus bunuh diri. Untuk kasus bunuh diri paling tinggi itu di Februari, khususnya untuk usai 16-60 tahun. Jadi memang ada yang tua dan ada yang muda di Wagir sampai Kromengan," terangnya.
Baca juga:
Pria Terjun dari Balkon Hotel di Surabaya, Teriak Selamat Tinggal
Caption: Dari kiri Kapolres Batu, AKBP I Nyoman Yogi Hermawan, Kapolresta Malang Kota, Kombespol Budi Hermanto dan Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat saat berdiskusi dengan BEM Malang Raya. Credits: Humas Polres Malang