jatimnow.com - Sebuah dusun di wilayah Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, warganya menjerit. Akses menuju desa terpinggir Kota Minyak ini akan semakin mengenaskan di kala hujan mengguyur.
Namanya Dusun Bangeran, yang lokasinya di selatan Bojonegoro, atau di perbatasan dengan Ngawi. Membutuhkan waktu perjalanan lebih dari 3 jam lebih dengan mengendarai mobil. Itu pun kondisi cuaca bagus alias tidak sedang hujan.
Lokasi Dusun Bangeran dilihat dari Google Maps
Pada Senin (9/7/2018), reporter jatimnow.com bersama Bupati Bojonegoro terpilih Anna Mu'awanah bertandang ke dusun tersebut. Masyarakat di dusun tersebut dan penggemar off road menggelar tasyakuran desa sekaligus merayakan kemenangan mantan anggota DPR RI dari PKB tiga periode itu.
Akses jalan tanah menuju dusun itu sangat njomplang dibandingkan dengan akses jalan di wilayah Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. Jalan di Ngawi lebih halus dan beraspal. Sedangkan akses jalan menuju Dusun Bangeran, medannya mirip jalur off road.
"Saat saya menyapa saat kampanye dulu, saya mengajak komunitas off road ke sini dan dusun-dusun lainnya," tutur Anna.
Bupati Bojonegoro terpilih Anna Mu'awanah menghadiri tasyakuran warga
Selain jalan tanah yang hancur juga medannya penuh tantangan karena di bebukitan. Ibarat sedang di arena off road saat itu. Mengasyikan jika bagi penggemar olah raga ekstrem. Sebaliknya bagi masyarakat setempat, membosankan.
"InsyaAllah akan dibangun (jalan) makadam," kata Anna yang diusung PKB-PDIP bersama Budi Irawanto atau Wawan.
Akses jalan yang menghubungkan Dusun Bangeran dengan ujung jalan keluar di Karangjati, Ngawi itu panjangnya sekitar 4,5 kilometer. Dusun Bangeran dihuni sekitar 180 KK (kepala keluarga) atau sekitar 650 jiwa. Pekerjaan masyarakat dusun tersebut didominasi sebagai petani.
Lokasi Dusun Bangeran dilihat dari Google Maps
"Sejak nenek moyang sampai sekarang kondisi jalannya ya seperti itu mas," ujar Saimo (41), tokoh masyarakat di Dusun Bangeran kepada jatimnow.com.
Warga pun akan 'terisolisir' ketika memasuki musim hujan tiba. Karena jalan susah dilintasi dengan kendaraan sepeda pancal, sepeda motor, mobil maupun jalan kaki sekalipun. Akses jalan pun dipenuhi lumpur dan air.
"Kalau musim hujan, jalannya susah dilewati. Jangankan mobil, sepeda motor trail saja nggak bisa lewat," ujarnya.
Kadang, mereka tidak bisa ke luar dusun. Bahkan jika ada warga yang sakit, terpaksa harus ditandu.
"Yang kalau susah itu ketika ada orang sakit. Orang sakit itu biasanya dipikul sampai perbatasan di Karangjati (wilayah daerah Kabupaten Ngawi)," katanya.
Baca juga:
Anggota DPRD Jatim Dr Freddy Hibahkan 500 Buku Koleksi Pribadi ke Perpus Unigoro
Saimo (41), tokoh masyarakat di Dusun Bangeran
"Biasanya kalau memakai mobil hardtop (saat hujan) membutuhkan waktu sekitar 2 jam baru sampai di perempatan Karangjati. Kalau jalan kaki, membutuhkan waktu sekitar 4 jam," ujarnya.
Sementara, perkiraan dilihat dari Google Maps, jika jalan sepanjang 4,5 Km itu beraspal dan ditempuh dengan mobil maka hanya membutuhkan waktu 15 menit saja.
Pria yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Karya Usaha Desa Bobol ini menceritakan pengalamannya ketika membawa orang sakit untuk dirujuk ke puskesmas.
Baca juga:
Bojonegoro Catat Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Jawa Timur pada Triwulan II 2024
Anna bersama penggemar kendaraan off road
"Saya sudah dua kali merujuk orang sakit dan itu meninggal di jalan. Terus ada orang mau melahirkan, akhirnya lahir di jalan. Kondisi saat itu hujan," terangnya.
Ia menceritakan, warga sudah sering kali mengirimkan proposal atau permohonan perbaikan ke Pemkab Bojonegoro. Namun, belum ada respon. Ia berharap pemimpin baru di Bojonegoro memperhatikan nasib Dusun Bangeran, seperti halnya desa-desa lain.
"Jadi harapan kami, jalan ini tidak dianak tirikan, agar ekonomi masyarakat lancar terus, sehingga kita bisa misalkan ada orang sakit, perjalannya lancar dan bisa dirawat yang layak," jelasnya.
Reporter: Rois Jajeli
Editor: Budi Sugiharto
URL : https://jatimnow.com/baca-4558-menengok-dusun-pinggiran-bojonegoro-hujan-trail-saja-tak-bisa-lewat