Pixel Code jatimnow.com

Warga Kota Pasuruan Tetap Bisa Gunakan Faskes Gratis Meski Tunggak Premi BPJS

Editor : Arina Pramudita   Reporter : Moch Rois
Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo saat sosialisasi di Pendopo Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan. (Foto: Humas Pemkot Pasuruan/jatimnow.com)
Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo saat sosialisasi di Pendopo Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan. (Foto: Humas Pemkot Pasuruan/jatimnow.com)

Pasuruan - Dinas Kesehatan Kota Pasuruan menyosialisasikan layanan program 'Pelangi', akronim dari Pelayanan Pengaktifan KIS (Kartu Indonesia Sehat) walaupun memiliki tunggakan premi di empat kecamatan di Kota Pasuruan.

Dengan program Pelangi, warga Kota Pasuruan yang mempunyai tunggakan pembayaran BPJS kesehatan bisa mengaktifkan kembali JKN KIS dengan tidak harus melakukan pelunasan terlebih dahulu, kemudian bisa digunakan untuk rawat jalan dan rawat inap di kelas III di rumah sakit.

Untuk menikmati program Pelangi, masyarakat harus mengaktivasi kartunya di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pasuruan.

Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo mengatakan, program Pelangi sebagai wujud perhatian Pemkot Pasuruan berupa pemberian relaksasi kepada masyarakat dengan mengaktifkan kembali KIS bagi peserta yang memiliki tunggakan premi dan juga meringankan beban bagi peserta yang menunggak.

"Saat ini Pemerintah Kota Pasuruan mempunyai kebijakan khususnya kesehatan dengan mengaktifkan kembali KIS-nya walaupun masih mempunyai tunggakan," jelas Mas Adi, sapaan akrabnya, saat sosialisasi di Pendopo Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan, Senin (30/5/2022) kemarin.

Baca juga:
3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis

Mas Adi juga menyampaikan jika pemerintah ingin hadir di tengah masyarakat sebagai pemimpin di daerah, tidak hanya secara fisik di tengah masyarakat tapi juga dengan kebijakan yang bisa dirasakan semua masyatakat.

Ia juga menambahkan jika Indonesia termasuk negara demokrasi berdasarkan pancasila yang sudah berbicara tentang stakeholder-nya bisa menangani semua unsur dengan bekerja sama. Baik itu dengan perguruan tinggi, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, swasta dan media atau pers sebagai pusat informasi.

"Prinsipnya pembangunan itu bukan hanya dari pemerintah tapi ada keterlibatan semua unsur masyarakat, termasuk didalamnya adalah swasta, ini bukti adanya kolaborasi dan sinergi sudah berjalan dengan baik yang bisa dirasakan masyarakat khususnya kesehatan dan pendidikan," jelasnya.

Baca juga:
Marak Bunuh Diri di Surabaya, Waspadai Gejala Ini Rek!

Mas Adi juga mengingatkan untuk bersama-sama menjaga kesehatan. Sebab, pandemi Covid-19 belum berakhir dan kini merebak ancaman hepatitis akut dan sebagainya. Sehingga masyarakat harus tetap disiplin menjaga kesehatan dan bila ada permasalahan tanyakan pada ahlinya.

"Masyarakat harus menuntaskan vaksinnya sampai dengan boster untuk kesehatan dirinya sendiri," pungkasnya.