Gresik - Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di kawasan Java Industry Intergrated Port Estate (JIIPE) telah mencapai 30 persen hingga akhir April 2022. Selanjutnya, proyek pembanguan ditarget sudah mencapai 50 persen pada akhir 2022.
Saat ini pembangunan smelter di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, telah terpasang sekitar 7.500 tiang pancang. Pembangunannya meliputi tangki air dan tangki asam sulfat serta fasilitas lainnya. Dengan dukungan 1.800 pekerja, 98 persen adalah tenaga pekerja dalam negeri.
“Dari total jumlah pekerja saat ini, warga sekitar atau ring satu sebanyak 8 persen, ring dua mencapai 14 persen dan ring tiga sekitar 28 persen. Sisanya yang 40 persen adalah warga ring empat,” kata Project Manajer Smelter Freeport Erika Silva saat menggelar acara coffee morning bersama wartawan di Gresik, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (2/6/2022).
Pada kesempatan ini, Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama menjelaskan mengenai kapasitas smelter yang sedang dibangun. Yakni mencapai 1.7 juta ton dengan investasi sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp43 triliun.
Baca juga:
Tony Wenas Apresiasi Petrokimia Gresik Gercep saat Smelter PTFI Terbakar
"Hingga April, jumlah investasi sudah terserap US$920 juta. Untuk mencapai progres 50 persen pada akhir tahun, membutuhkan US$1,6 miliar,” jelas Riza.
Riza menambahkan, 100 persen konsentrat yang dihasilkan PTFI akan diolah di Indonesia. Rinciannya 1,7 juta ton di smelter JIIPE dan 0,3 juta ton di PT Smelting. Fasilitas pemurnian akan memproses produk 550 ribu katoda tembaga, 35 ton emas dan perak murni batangan, platinum group metals (PGM) dan produk samping seperti asam sulfat, terak, gipsum dan timbal.
Baca juga:
Presiden Jokowi Resmikan Smelter Freeport, Pj Gubernur: Dongkrak Ekonomi Jatim
“Sedang untuk limbah produksi seperti asam sulfat sekitar 1,8 juta ton per tahun bisa dijadikan bahan pupuk PT Petrokimia Gresik. Sedang terak tembaga sekitar 1,3 juta ton bisa dimanfaatkan PT Semen Indonesia,” ucapnya.
Sebagai informasi, tahun ini PTFI mentargetkan pendapatan sebesar US$8,7 miliar dengan membayar pajak ke negara sebesar US$2,2 miliar dan PNBP US$1,5 miliar. Target ini mengalami peningkatan setelah pada 2021 PTFI mencatat revenue sebesar US$7,5 miliar dan menyetor pajak ke negara US$1,44 miliar.