Pixel Codejatimnow.com

Yel-yel Bung Karno Arek Suroboyo Dikenalkan di Hari Lahir Putra Sang Fajar

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Narendra Bakrie
Keluarga besar PDIP saat menggelar puncak peringatan Hari Lahir Bung Karno, di rumah kelahiran 'Putra Sang Fajar' di Jalan Pandean IV/No. 40, Surabaya (Foto-foto: PDIP Surabaya)
Keluarga besar PDIP saat menggelar puncak peringatan Hari Lahir Bung Karno, di rumah kelahiran 'Putra Sang Fajar' di Jalan Pandean IV/No. 40, Surabaya (Foto-foto: PDIP Surabaya)

Surabaya - Keluarga besar PDI Perjuangan (PDIP) menggelar puncak peringatan Hari Lahir Bung Karno, di rumah kelahiran 'Putra Sang Fajar' di Jalan Pandean IV/No. 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Senin (6/6/2022) siang.

Hadir sejumlah tokoh PDIP, di antaranya Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, anggota DPR RI dan mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH, Ketua DPC PDIP Surabaya yang juga Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wawali Surabaya Armuji.

Juga hadir mantan wali kota dan wakil wali kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari, serta sejumlah anggota DPRD Surabaya. Juga tokoh agama, di antaranya Ketua PD Muhammadiyah Kota Surabaya Hamri Al Jauhari.

Selain dihadiri tokoh PDIP, dalam acara tersebut juga dihadiri ratusan kader PDIP Surabaya dari 31 PAC PDIP. Setiap PAC PDIP juga membawa nasi tumpeng, yang dimakan secara bersama-sama dalam momen spesial itu.

Dalam kegiatan itu, juga diperkenalkan yel-yel "Bung Karno Arek Suroboyo". Itu ketika Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono tampil ke panggung lantas mengenalkan yel-yel itu.

"Bung Karno…," teriak Adi, disambut serentak seluruh yang hadir: "Arek Suroboyo!".

Yel-yel itu diteriakkan secara serentak tiga kali.

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat memberikan apresiasi dan terima kasih kepada DPC dan PAC PDIP Surabaya, yang telah menyelenggarakan acara peringatan Hari Lahir Bung Karno tersebut.

Menurut Djarot, dari daerah Pandean dan Peneleh itu, telah lahir tokoh-tokoh Bangsa Indonesia. Selain Bung Karno yang menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, juga ada Raden Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Lalu Menteri Luar Negeri dan Duta Besar RI di PBB, Ruslan Abdul Ghani. Serta WR Soepratman yang menciptakan lagu Indonesia Raya.

"Tidak berlebihan jika Surabaya mendapat gelar Kota Pahlawan. Api nasionalismenya betul-betul menggelora. Bung Karno kecil (catatan: plasenta atau ari-ari) ada (ditanam) di rumah kampung Pandean ini, semangatnya, ajaran-ajarannya, cita-citanya betul-betul jadi panduan bangsa ini, khususnya juga bagi kader-kader PDI Perjuangan," ungkapnya.

Keluarga besar PDIP saat menggelar puncak peringatan Hari Lahir Bung Karno, di rumah kelahiran 'Putra Sang Fajar' di Jalan Pandean IV/No. 40, SurabayaKeluarga besar PDIP saat menggelar puncak peringatan Hari Lahir Bung Karno, di rumah kelahiran 'Putra Sang Fajar' di Jalan Pandean IV/No. 40, Surabaya

"Maka, kita warisi apinya. Jangan abunya. Kita warisi semangat Bung Karno, yang berkobar-kobar mencintai rakyat, kaum marhaen, mencintai Indonesia dengan jiwa dan raga," tambah Djarot.

Dalam kesempatan itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu yang ada di Pandean dan Peneleh, yang telah memasak dengan resep warisan Bung Karno yakni Mustika Rasa.

Baca juga:
Sindiran Megawati, Pedro Paulo Tak Terlihat, Gerakan Pangan Murah

"Ada 20 jenis makanan yang disajikan dan langsung habis. Hal itu menunjukkan jika makanan yang diolah dengan tangan terampil yang diambil dari resep makanan Bung Karno, berbahan yang tumbuh di Indonesia benar-benar makanan yang sehat dan bergizi. Apalagi jika masakan itu diolah dengan hati dan perasaan yang gembira," kata dia.

Sementara Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan, ada tiga momen penting kenapa Juni ditetapkan sebagai Bulan Bung Karno. Pertama pada 1 Juni menjadi Hari Lahir Pancasila, 6 Juni hari lahir Bung Karno dan 21 Juni hari wafatnya Bung Karno.

"Pada 1 Juni lalu saya mendapat instruksi Ketua DPP PDI Perjuangan, Pak Djarot Syaiful Hidayat, bahwa peringatan Bulan Bung Karno tahun ini dimulai dari Surabaya. Karena Bung Karno dilahirkan di Surabaya, 6 Juni 1901, tepatnya di rumah di kampung Jalan Pandean Gang IV No. 40," terang Adi.

"Menindaklanjuti itu, kami langsung menggelar serangkaian acara. Seperti pada 4 Juni malam mengadakan diskusi dengan penggiat sejarah, yang isinya memperkuat data dan fakta, bahwa Bung Karno memang lahir di Surabaya," sambung dia.

Acara selanjutnya, kata Adi, pada Minggu 5 Juni pagi digelar acara Senam Indonesia Cinta Tanah Air atau SICITA, yang diikuti ratusan warga dan kader PDI Perjuangan. Lalu ada pembagian paket sembako, istighosah dan juga khataman Alquran.

"Tadi pagi di rumah kediaman Wali Kota Surabaya, dicetuskan lomba desain monumen Bung Karno. Dari lomba itu ada ide dan gagasan pengajaran kurikulum lokal bahwa Bung Karno adalah arek Surabaya. Pengajaran ini perlu disampaikan ke siswa SD dan SMP yang menjadi kewenangan Pemkot Surabaya," jelasnya.

Baca juga:
Puncak Peringatan Bulan Bung Karno di GBK, Puan Maharani: Akan Ada Kejutan

Adi berharap, peringatan hari lahir Bung Karno ini menjadi agenda resmi Pemkot Surabaya. Sehingga Pemkot Surabaya menggelar dan PDI Perjuangan juga menggelar peringatan serupa agar lebih meriah.

"Kami berharap peringatan Juni Bulan Bung Karno pada tahun-tahun mendatang akan lebih meriah lagi," ujar dia.

Sedangkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dalam kesempatan itu mengatakan, api perjuangan Bung Karno harus terpatri di hati arek-arek Surabaya, khususnya kader PDI Perjuangan. Apalagi setelah ada pelurusan sejarah jika Bung Karno lahir di Surabaya.

"Nanti akan kita buat Kampung Sejarah di Kampung Pandean hingga Peneleh, yang melewati susur Kalimas. Di depan Pandean nanti akan kita buatkan dermaga. Kami targetkan pada 10 November waktu peringatan Hari Pahlawan, paket wisata Kampung Sejarah ini sudah selesai," ungkap Eri Cahyadi.

Dengan adanya Kampung Sejarah ini, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu berharap, masyarakat mengetahui jika Surabaya adalah tempat lahirnya proklamator kemerdekaan RI, Dr Ir Soekarno.

"Api perjuangan Bung Karno tidak boleh padam. Semangat ini harus kita gelorakan. Surabaya adalah Bung Karno, semangat Surabaya adalah semangat Bung Karno. Nanti akan kita masukkan dalam kurikulum pelajaran kita bahwa Bung Karno lahir di Surabaya," tandasnya.