Pixel Code jatimnow.com

Gerindra Usul Wabah PMK Naik Level jadi Pandemi, Ini Alasannya

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ni'am Kurniawan
Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani (tiga dari kiri) dan Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad (dua dari kanan) saat safari politik di Ponpes Sidogiri, Pasuruan (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani (tiga dari kiri) dan Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad (dua dari kanan) saat safari politik di Ponpes Sidogiri, Pasuruan (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

Surabaya - Menjelang Idul Adha wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang sapi-sapi milik peternak di Tanah Air semakin meresahkan. Data Kementerian Pertanian per 2 Juni menunjukkan wabah PMK telah tersebar di 18 provinsi dan 127 kabupaten/kota. Fakta ini harus dijadikan pemerintah agar lebih serius menangani masalah PMK ini.

Ketua Fraksi Gerindra DPR RI Ahmad Muzani mengatakan, wabah PMK yang meluas ini seharusnya dinyatakan sebagai pandemi, agar ada keseriusan dalam penanganan PMK. Wabah ini juga telah merugikan para peternak rakyat karena ratusan sapi mereka mati akibat PMK dan masih banyak lagi terjangkit PMK namun tidak tertangani.

"Para peternak rakyat kita sedang terpuruk. Mereka harus menanggung kerugian karena sapi yang mati dan terpapar PMK. Kami berharap pemerintah bisa memberi perhatian dalam penanganan masalah ini secara serius. Misalnya dengan membentuk satgas penanganan PMK dan memberi bantuan bagi mereka untuk memperkecil beban kerugian akibat wabah PMK. Karena itu menetapkan ini sebagai sebuah pandemi adalah cara yang dimungkinkan agar konsentrasi penangan lebih fokus," kata Muzani dalam keterangan resmi yang diterima jatimnow.com, Rabu (8/6/2022).

Sekjen DPP Gerindra itu juga mengatakan, tindakan penanganan PMK harus segera dilakukan mengingat tak lama lagi masyarakat akan merayakan Idul Adha. Jumlah hewan ternak yang diperlukan untuk memenuhi ibadah kurban sangat besar, dan harus dipastikan bahwa hewan kurban seperti sapi, kerbau, dan kambing harus sehat dan bebas PMK.

Sebab, daging kurban setelah disembeleh akan dikonsumsi oleh masyarakat. Kita harus memastikan bahwa daging kurban yang akan dikonsumsi daging yang benar-benar steril.

"Sapi-sapi yang teridentifikasi PMK harus dipastikan tidak dijadikan sebagai hewan kurban. Karena itu Fraksi Gerindra mengusulkan agar pemerintah mengganti kerugian petani yang sapi-sapinya terjangkit PMK. Kemudian harus ada pengobatan masif agar sapi-sapi aman dari PMK. Termasuk penyemprotan kandang secara masal. Dengan demikian kerugian yang ditanggung oleh peternak sapi kita bisa diminimalirsir," jelas Muzani.

Jika persoalan penanganan PMK ini terkendala anggaran, Fraksi Gerindra mengusulkan agar dilakukan refocusing anggaran. Mengingat penanganan masalah ini perlu dilakukan dalam jangka pendek dan cepat. Sebab masalah PMK ini jika dilihat dari luas penyebaran dan banyaknya hewan ternak yang terjangkit, harusnya sudah masuk dalam kategori darurat.

Baca juga:
Fraksi Gerindra DPR-RI Kaji KPU dan Bawaslu jadi Badan Adhoc, Demi Apa?

"Itu sebabnya Fraksi Gerindra berharap pemerintah segera bertindak atas persoalan ini. Karena penyakit PMK ini sifatnya sudah menjadi pandemi. Kami juga mendorong agar dilakukan refocusing anggaran apabila terkendala dalam hal dana darurat. Langkah ini sebagai upaya keberpihakan pemerintah terhadap rakyat terutama para peternak sapi yang sedang terpuruk karena wabah PMK," tandas Ketua MPR itu.

Terpisah, Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad juga menambahkan menjelang Hari Raya Idul Adha kali ini pihaknya meminta agar Pemerintah mengawal ketat proses keluar masuk hewan ternak dari wilayah-wilayah yang telah tersuspect virus PMK.

"Ini harus dicegah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga harus lebih jeli mengawal keluar masuknya ternak ke Jawa Timur hingga keluar Jawa Timur. Tentunya, ini harus menjadi perhatian kita semua secara serius, apalagi rata-rata penyebaran virus berasal dari Provinsi kita," ucap Sadad yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim itu.

Senada dengan Muzani, Sadad juga meminta agar Pemprov Jatim segera memerintah Satuan Tugas (Satgas) yang berjaga di setiap pintu pasar-pasar hewan di Jatim, melakukan screening hewan hingga, pelayanan taktis pada hewan-hewan yang terpapar PMK.

Baca juga:
Keponakan Prabowo, Saras Bawa Pesan Khusus untuk Warga Jember

"Satgas harua mulai bergerak disetiap pintu-pintu keluar masuknya hewan ternak hingga pasar-pasar hewan. Kalkulasi jumlah vaksin dan vitamin jika kurang langsung koordinasikan dengan Kementerian. Jika kuwalahan Gerindra Jatim akan support," tegas pria yang masuk bursa Bacagub Jatim 2024 itu.

Sebelumnya, pemerintah telah melakukan penanganan berupa lock down terhadap sapi-sapi yang rentan terjangkit PMK. Namun lock down saja dinilai tidak cukup karena wabah PMK semakin meluas.

Sementara berdasarkan data Kementerian Pertanian menunjukkan sebanyak 7.732 ekor sapi terkonfirmasi positif PMK. Kemudian suspek sebanyak 56.588 ekor sapi yang diduga terkonfirmasi positif PMK. Dari jumlah sapi yang terkonfirmasi positif itu, sebanyak 341 ekor mati dan 405 ekor sapi dilakukan pemotongan bersyarat. Dan sebanyak 20.639 ekor sapi yang dinyatakan sembuh dari PMK.