Pixel Codejatimnow.com

6 Bocil di Ponorogo Jual Onderdil Curian ke Loak, Uangnya untuk Ngopi

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Mita Kusuma
Pres rilis 6 bocil menjual onderdil diesel di Ponorogo untuk ngopi. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Pres rilis 6 bocil menjual onderdil diesel di Ponorogo untuk ngopi. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Enam bocah cilik (bocil) asal Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo diseret ke Mapolres Ponorogo. Bagaimana tidak, 6 bocil yang usianya antara 13 sampai 17 tahun itu mencuri onderdil mesin diesel.

Mereka adalah ABS (13), ASN (13), SBM (14), LM (17), APG (14) dan LAE (16).

"Mereka masih sekolah. Ada SMP kelas VII dan VIII. Paling tua ya SMK kelas XI," ujar Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, Kamis (9/6/2022).

Awalnya, kata dia, petani banyak yang resah. Karena onderdil mesin diesel mereka di sawah banyak yang hilang. Dari situ polisi melakukan penyelidikan.

Di waktu yang hampir bersamaan, ada tukang loak yang curiga. Pasalnya para bocil menjual onderdil diesel. Padahal barang yang dijual itu masih bagus.

"Si penjual itu curiga. Kemudian bilang ke polisi juga. Kami sambungkan antara keresahan petani dan penjual loak itu," katanya.

Setelah dilakukan serangkaian penyelidikan, polisi menangkap 6 bocil itu. Mereka mengakui telah melakukan pencurian onderdil diesel.

Baca juga:
Kakek Berkostum Pocong di Ponorogo Obok-obok Toko Swalayan

"Ada 7 TKP yang telah dicuri. Semuanya di sawah. Yang disasar memang diesel yang ada di sawah," tambah lulusan Akpol 2003 ini.

Sementara, Kapolsek Sambit, AKP Sutriatna mengaku jika mereka melancarkan aksi pada Mei akhir dan awal Juni. Saat penangkapan, dilakukan di rumah salah satu tersangka.

"Penangkapan penggeledahan beberapa onderdil diesel. Ada yang di rumah. Tetapi ada yang dibuang ke sungai," kata mantan Kapolsek Ngrayun ini.

Dia menegaskan, setelah mencuri dengan kunci inggris, hasil curiannya dibuang ke sungai. Lalu diambil besoknya, dijual ke pasar loak.

Baca juga:
Polresta Sidoarjo Amankan 10 Gangster Bersajam, Konvoi dan Keroyok Korban

"Penghasilannya dibuat untuk ngopi. Tidak banyak sebenarnya. Sekali jual Rp150 ribu. Dibagi rata, hanya untuk ngopi dan membeli rokok," terangnya.

Menurutnya, dari 6 pelaku itu yang menjadi otak adalah salah satu tersangka yang masih berusia 14 tahun.

"Bukan belajar di Youtube. Mereka punya keahlian. Karena salah satu ada yang di SMK. Mungkin dari pelajaran juga bisa," pungkasnya.