Pixel Codejatimnow.com

Diskusi HIPMI, Chairul Tanjung dan Sandiaga Uno Berbagi Resep Jitu Berbisnis

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Zain Ahmad
Acara diskusi yang digelar HIPMI.(Foto: HIPMI)
Acara diskusi yang digelar HIPMI.(Foto: HIPMI)

jatimnow.com - Ribuan pengusaha muda dari seluruh Indonesia mengikuti program Indonesian Young Leader Forum (IYLF) 2022 sebagai salah satu rangkaian acara HUT HIPMI ke-50 di Jakarta Convention Center. Salah satu sesi acara adalah diskusi yang menghadirkan sejumlah tokoh. Di antaranya Menteri Pariwisata dan Parekraf Sandiaga Uno, Menteri Perdagangan M Lutfi, Chairman CT Corp Chairul Tanjung, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) M. Arsjad Rasjid. Diskusi dimoderatori Ketua Panitia IYLF M. Ali Affandi.

"Sejarah dunia adalah sejarah orang muda. Jika angkatan muda mati rasa, matilah semua bangsa," ujar Andi, sapaan akrab Ali Affandi, mengutip sastrawan Pramoedya Ananta Toer memberikan prolog diskusi, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (13/6/2022).

Andi menegaskan, tantangan besar dihadapi dunia usaha. Tidak terkecuali pengusaha muda. Tekanan saat pandemi Covid-19 selama lebih dua tahun diiringi digitalisasi ekonomi telah mengubah pola-pola bisnis konvensial dan dinamika pasar.

Hal ini tentunya juga mengubah nilai-nilai entrepreneurship. Karenanya di forum IYLF, dibahas berbagai insight sebagai panduan bagi pengusaha muda untuk mengarungi dunia bisnis yang semakin dinamis.

Di awal jalannya diskusi, M Lutfi sempat berpesan kepada Andi sebagai putra Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti yang juga tokoh senor HIPMI, harus mampu berkomitmen menjalankan nilai-nilai luhur kewirausahawan. Terkait peluang bisnis untuk Indonesia Emas 2045, Lutfi teringat dengan pidato pertama kalinya Presiden Joko Widodo di Sidang Tahunan Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) 2019. Yakni keinginannya membawa perekonomian Indonesia dalam lima besar dunia.

Maka, pendapatan per kapita Indonesia harus mencapai US$19.500. Untuk itu, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,7 persen sejak 2019, dan investasi sebagai komponen GDP harus rata-rata tumbuh 39 persen. Memakai rumus tersebut, maka arus investasi tidak dapat dibedakan antara luar dan dalam negeri. Kemudian pertumbuhan industrialisasi harus menjadi 29 persen dari sebelumnya 21 persen.

"Iklim investasi harus membaik terus," tegas dia.

Sementara untuk sub sektor perdagangan juga harus tumbuh 51 persen. Menurut Lutfi, ekonomi Indonesia harus terbuka.

"Bukan hanya menjual, tapi juga membeli," jelasnya.

Dunia usaha harus beradaptasi. Bukan lagi sebatas menjalin jaringan. Bukan lagi berbasis pada resource based economy, namun harus berorientasi pada knowledge based economy.

"Kami tutup ekspor ore nikel sebesar US$1,1 miliar. Tapi di tahun berikutnya menjadi US$10,6 miliar. Jualnya stainless stell dari proses nilai tambah," terang Lutfi seraya berharap pengusaha pemula juga memahami prinsip bisnis terkait ekosistem blockchain, kecerdasan buatan, big data, dan teknologi finansial.

Sebelum mengulas hal apa saja yang dipersiapkan pengusaha muda menyongsong 2045, Sandiaga Uno dengan nada berseloroh karena diminta moderator berbicara di panggung dengan posisi tubuh berdiri.

"Ini anak-anak muda. Berdiri dan jalan jalan. Seperti Steve Jobs," celetuk Sandiaga.

Baca juga:
BPC Hipmi Kota Kediri Gelar Diklat, Dorong Lahirnya Pengusaha Baru

Menurutnya, terdapat tiga hal nilai kewirausahawan yang harus dipegang para pengusaha muda. Yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

"Anak HIPMI harus gercep, gerak cepat; GEBER, gerak bareng; GASPOL artinya garap semua potensi online,” tegas Sandiaga.

Ia juga mengingatkan peluang besar di 17 sub ekonomi kreatif yang belum banyak terjamah. Di antaranya game development dan aplikasi. Menurutnya, pengusaha muda harus berani bergabung masuk ke dalam ekosistem global.

Sementara Chairul Tanjung mengungkapkan adanya fenomena baru, yakni lonely economy. Banyak orang lebih memilih bertahan hidup sendiri. Sebagian orang memutuskan tidak menikah ataupun kalaupun menikah tidak ingin memiliki anak. Prinsip ini terjadi di masyarakat di kota kota besar Jepang dan China. Bahkan di Jepang, jumlah penduduknya berkurang 1 juta.

Mengutip laporan McKinsey, sambung Chairul, istilah Lonely Economy yang juga menjadi tren baru ini mendorong munculnya pola konsumsi baru. Misalnya, makanan kemasan atau tinggal di unit apartemen tipe studio.

"Pasar lonely economy tumbuh kuat karena konsumen semakin fokus pada kesehatan mental dan pilihan gaya hidup sehat," tulis McKinsey.

Baca juga:
50 Tahun PDIP, Kaum Milenial Surabaya: Kadernya Militan dan Mumpuni

Semua pola konsumsi dilakukan melalui daring. Membeli makanan secara daring, misalnya, menjadi tren ke depan. Nantinya rutinitas kehidupan akan dikelola dalam genggaman handphone. Hal inipun menjadi motivasi bagi CT Corp mengembangkan Allo Bank. Sebelumnya, CT Corp juga membeli media online terbesar di Indonesia.

"Bangun tidur sampai tidur lagi. Cuci, makan, baca berita. Kehidupan dikelola dalam digital bank yang membuat transaksi itu terjadi. Jadi ini menyambut fenomena lonely economy," terangnya.

Mantan Menko Perekonomian ini juga berujar, siapa yang mampu membeli masa depan dengan harga sekarang maka dia yang akan menjadi pemenang. Diakui hal ini bukan hal mudah, ibarat membelah telapak tangan. Pasalnya, proses bisnis membutuhkan keberlanjutan karenanya pengusaha harus memiliki prinsip sikap kolaboratif dan inklusif.

Sedangkan Arsjad Rasjid melihat bertumbuhnya start up di Tanah Air yang digawangi milenial telah memiliki nilai kapitalisasi Rp85,5 triliun.

"Artinya nilai-nilai kewirausahawaaan para pengusaha muda itu sudah diakui investor," ujar bos Indika Energy ini.

Dia pun berpesan para pengusaha muda tetap memiliki jiwa yang optimis. Arsjad mengaku berulang kali mengalami kegagalan bisnisnya. Namun tidak menyurutkan untuk mengembangkan skill dan kapasitas usahanya.