Surabaya - Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan pihaknya akan gerak cepat mengatasi ancaman banjir yang disebabkan hujan maupun rob.
Upaya itu dilakukan dengan cara normalisasi saluran air hingga pembersihan-pembersihan saluran air primer di Surabaya.
"Yang pasti kami pertama normalisasi saluran berupa pengerukan dan pembersihan saluran-saluran primer. Serta melakukan optimalisasi pompa-pompa kita yang ada di muara-muara laut," ucap Lilik, Senin (13/6/2022).
Pihaknya juga menerjunkan personel untuk melakukan pemantauan intensif di geometri saluran di avour Wonorejo.
"Kita sekarang menelusuri avour Wonorejo. Mulai Kalirungkut sampai air laut kita lihat geometri salurannya ada pendangkalan. Jadi, konsentrasi sekarang normalisasi," kata Lilik.
Lilik mengatakan, saluran yang berada di muara laut menjadi prioritas. Itu lantaran posisi rumah pompa harus ditutup karena air laut pasang.
"Makanya kita optimalkan pengerukan di avour Wonorejo. Serta di lokasi saluran pompa Wonorejo 1 dan 2," imbuh Lilik.
Menurut dia, posisi banjir itu terjadi pada casement saluran Kebon Agung dan avour Wonorejo namun tidak keseluruhan. Artinya, genangan hanya terjadi di bagian tengah dan hilir.
Baca juga:
40 Mobil Damkar Diterjunkan untuk Sedot Genangan Banjir di Surabaya
"Pompa Kebon Agung sudah optimal. Cuma Wisma Penjaringan kena pasang air laut jadi mungkin ada genangan di daerah situ," tandasnya.
Sebelumnya, Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Fajar Setiawan menyebut sebagian wilayah di Jawa Timur telah masuk dalam fase fenomena La Nina.
Dari kajian BMKG, banjir dan air rob yang menerjang Surabaya pagi tadi memang telah ia prediksi sebelumnya. Bahkan akan terus terjadi hingga pertengahan Juni 2022, mulai pukul 09.00-11.00 WIB.
Baca juga:
Hujan Deras Guyur Surabaya, Beberapa Ruas Jalan Tergenang Banjir
"Puncaknya banjir rob terjadi pada tanggal 15 Juni mendatang. Dimana ketinggian banjir rob berada pada level 160 dari rata-rata muka laut. Nah, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya genangan di wilayah pesisir mencapai 30 hingga 40 Cm," ucap Fajar.
Menurut Fajar, banjir rob itu juga akan menyebabkan aliran sungai ke laut menjadi terhambat. Terlebih lagi, kondisi ini bisa diperparah dengan adanya fenomena La Nina. Meskipun Jawa Timur telah memasuki musim kemarau, namun potensi hujan itu terbilang masih lebih tinggi.
"Nah, jika ketiganya terjadi secara bersamaan, ada hujan, terus terjadi pasang, maka otomatis air di sungai akan lebih sulit lagi untuk mengalir ke laut," jelas Fajar.
URL : https://jatimnow.com/baca-46242-mengintip-kesiapan-pemkot-surabaya-hadapi-ancaman-banjir-rob