Pixel Codejatimnow.com

Pemkab Lamongan Berhasil Kendalikan Wabah PMK, Berikut Faktanya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Wakil Bupati Lamongan, KH Abdul Rouf, didampingi Sekda Moh Nalikan usai melepas petugas lapangan vaksinator PMK (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Wakil Bupati Lamongan, KH Abdul Rouf, didampingi Sekda Moh Nalikan usai melepas petugas lapangan vaksinator PMK (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

Lamongan - Wakil Bupati Lamongan, KH Abdul Rouf menyebut bahwa pihaknya berhasil mengendalikan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal itu didasari jumlah kematian hewan ternak yang tergolong rendah.

Meski masuk dalam kategori daerah dengan wabah PMK, Rouf menyatakan jika penyebaran PMK di Lamongan tergolong masih terkontrol dan dalam batas wajar.

"Jadi Lamongan ini masuk daerah yang bisa mengendalikan wabah PMK," ujar Rouf di sela-sela pemberangkatan petugas vaksinasi lapangan di Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat, Selasa (28/6/2022).

Menurut Rouf, jumlah kematian hewan ternak akibat PMK di daerah lain menyentuh angka ratusan. Sedangkan di Lamongan masih terkendali.

"Di daerah lain, diberitakan ratusan yang mati. Itu karena apa? Ya karena los (kurangnya antisipasi dini)," paparnya.

Baca juga:
Video: Melihat Kontes Sapi Jumbo di Tulungagung

Dari data yang diperoleh jatimnow.com, jumlah hewan ternak yang mati akibat PMK di Lamongan memang sangat minim. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat, kematian sapi akibat PMK hanya 21 ekor dan dipotong paksa 29 ekor.

Keberhasilan Pemkab Lamongan melalui pengambilan kebijakan bisa jadi acuan utama. Dua pasar hewan di Kota Soto itu ditutup sejak awal merebaknya PMK.

"Di Lamongan sejak awal pertamakali terdeteksi (PMK), pasar-pasar hewan langsung ditutup. Itu sebagai langkah antisipasi," tambahnya.

Baca juga:
Mengembalikan Sapi Perah sebagai Rojo Koyo Warga Kota Batu

Meski begitu, Rouf menyebut ada beberapa catatan yang perlu dilakukan Pemkab Lamongan untuk menekan penyebaran PMK yang kini menyebar di 23 kecamatan.

Dari data terbaru, 2.449 ekor sapi dari 3.214 populasi terjangkit PMK. Namun jumlah terpapar juga terus diimbagi dengan angka kesembuhan yang terus bertambah setiap harinya.