Pixel Codejatimnow.com

Selain Amjah, Lamongan Juga Punya Manuskrip Serat Yusup

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Serat Yusup yang telah berhasil dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia dalam bentuk digital. (Foto: Disparbud Lamongan for jatimnow.com)
Serat Yusup yang telah berhasil dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia dalam bentuk digital. (Foto: Disparbud Lamongan for jatimnow.com)

Lamongan - Selain Kitab Amjah, satu lagi bukti kayanya khazanah Keislaman di wilayah pesisir Lamongan. Namanya manuskrip Serat Yusup. Bagaimana isinya?

Manuskrip tersebut telah berhasil dikaji dan dialihaksarakan ke Bahasa Indonesia oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan.

Secara umum isi dari kitab tersebut sama dengan kitab Yusup di daerah lain yang mengisahkan cerita hidup Nabi Yusuf AS dari lahir, kisah kenabian, asmara, hingga mukjizat lainya.

Dijelaskan peneliti, Laksmi Eko Safitri S.Hum, Serat Yusup yang kini tersimpan di Museum Sunan Drajat di Paciran berbeda dengan Serat Yusup yang ada di daerah lain seperti Yogjakarta.

"Karakteristik tulisan sangat berbeda, kalau di Lamongan ini uniknya tertuang di lembaran lontar. Juga gaya bahasa dan seting-setingnya warna dan coraknya sangat pesisir sekali," ungkap Peneliti UGM Yogyakarta itu, Kamis (7/7/2022).

Serat Yusup memiliki ukuran yang sama antara cover dan teks, yakni panjangnya 30 sentimeter dan lebarnya 4 sentimeter, menggunakan aksara hanacaraka dan Bahasa Jawa kuno.

Baca juga:
Truk Rusak Parah usai Tabrak Bokong Tronton di Lamongan, Nasib Sopir?

"Dapat dipastikan ini adalah peninggalan dan dapat dikembangkan ke arah penelitian formal ke depannya," urainya.

Sementara itu, Kepala Disparbud Lamongan, Siti Rubika mengatakan, salinan manuskrip Serat Yusup ini sudah bisa dibaca melalui E-Book yang sudah disusun Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim.

"Kami mengupayakan agar hasil kajian ini bisa dimengerti khalayak luas, selain itu juga bisa dikembangkan sebagai cerita tutut kedaerahan," paparnya.

Baca juga:
Bocah 9 Tahun Asal Lamongan Tewas Tenggelam di Telaga

Uniknya, kata Rubika, nilai yang terkandung dalam Kitab Yusuf ini masih sering kita amalkan. Tidak salah jika peninggalan ini harus kita jaga dan lestarikan.

"Sampai sekarang kadang orang tua kita kan masih sering membacakan lantunan Surah Yusuf agar perilakunya dan parasnya bisa seperti Nabi Yusuf," tandasnya.