Pixel Code jatimnow.com

Ini Pengakuan Wali Santri Pondok Ploso Jombang yang Diamankan Polisi

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Elok Aprianto
Ratusan simpatisan dan pendukung yang diamankan polisi dari dalam pondok pesantren saat upaya jemput paksa tersangka Mas Bechi. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Ratusan simpatisan dan pendukung yang diamankan polisi dari dalam pondok pesantren saat upaya jemput paksa tersangka Mas Bechi. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Jombang - Sedikitnya ada 323 orang simpatisan dan pendukung Mas Bechi, tersangka kasus pelecehan seksual pada santri Ponpes Shiddiqiyah Ploso Jombang yang diamankan di Polres Jombang pada Kamis (7/7) kemarin.

Satu dari 323 orang yang diamankan pada kemarin, mengaku polisi beralasan kondusivitas di dalam pondok pada saat upaya jemput paksa Mas Bechi.

"Ya ini bukan diamankan karena situasi di pesantren kurang kondusif maka kita ikut saja," ungkap Mohamad Rodhi (46) Grobogan, Jawa Tengah, saat ditemui jatimnow.com di Polres Jombang, Jumat (8/7/2022).

Dikatakan Rodhi pada saat aparat kepolisian melakukan upaya jemput paksa Mas Bechi, ia sedang mengantarkan anaknya untuk mondok di pondok pesantren.

"Ya saya di sana posisi depan kantor Dhilal Berkat Rohmat Alloh Shiddiqiyah," bebernya.

Ditanya mengapa ia bisa diamankan polisi, apakah termasuk dalam kericuhan di dalam pondok? Ia mengaku dirinya dibawa polisi untuk kondusivitas di dalam pondok.

Baca juga:
Kiai Cabul di Trenggalek Didakwa 5 Pasal Berlapis

"Alasannya ya supaya di dalam pesantren kondusif. Kalau soal itu tidak tahu karena tujuan saya mengantarkan anak saya untuk mondok di pesantren," tegasnya.

Ketika ditanya apakah murid-murid dan simpatisan Mas Bechi didoktrin untuk melindungi guru dan termasuk Mas Bechi sendiri. Rodhi menyebut bahwa ia diajarkan cinta Tanah Air.

"Ya doktrin Cinta Tanah air itu disampaikan Mas Bechi, bahwa Cinta Tanah air itu tidak hanya diucapkan tapi harus dihayati. Kalau melindungi itu tidak ya, cuman itu inisiatif para murid saja. Jadi tidak ada undangan untuk ini itu," katanya.

Baca juga:
Hasil Tes DNA Kiai Cabul di Trenggalek, Sah Bapak Biologis Anak Korban

Disinggung adanya pembekuan izin operasional Ponpes Shiddiqiyah apakah ia menyesal. Rodhi mengaku tidak menyesal dan ia tetap mencintai guru dan ponpes Shiddiqiyah.

"Kami tidak ada menyesal, kami tetap cinta terhadap maha guru, Mursid thoriqoh Shiddiqiyah," pungkasnya.